Wabah Virus Corona
Cara Jerman untuk Menekan Jumlah Pasien Virus Corona COVID-19 yang Meninggal
Jerman menjadi salah satu negara yang mampu menghadang badai corona. Hingga kini, 22.634 orang terinfeksi virus tersebut namun hanya 84 orang
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
Cara Jerman untuk Menekan Jumlah Pasien Virus Corona COVID-19 yang Meninggal
TRIBUNJOGJA.COM - Jerman menjadi salah satu negara yang mampu menghadang badai virus corona penyebab COVID-19.
Hingga kini, 22.634 orang terinfeksi virus tersebut namun hanya 84 orang yang meninggal.
Bisa dibilang, Jerman adalah negara di benua Eropa yang siap menangani para pasien positif Covid-19.
Padahal, di seluruh penjuru, sekolah, pabrik hingga bar ditutup.
Perekonomian pun melambat dan perhitungan pemerintah untuk memperlambat wabah semakin keras setiap harinya.
Negara tetangga, Italia justru memiliki angka kematian paling tinggi di dunia. Sebanyak 53.578 orang terjangkit dan 4.825 meninggal.
Angka tersebut mengalahkan China yang berjumlah 3.261 orang meninggal.

Sementara di Spanyol, ada 25.496 orang terkena virus, 1.381 mati dan Prancis 14.459 dengan 562 kematian. Menurut banyak peneliti, ini adalah anomali.
Anomali ini nyata dan telah memicu perdebatan di Jerman dan sekitarnya. Para ahli sebenarnya telah memperingatkan agar tidak menarik kesimpulan.
• Begini Cara Korea Selatan Mengatasi Penyebaran Virus Corona Tanpa Menutup Kota
Mereka berpendapat bahwa tingkat kematian yang rendah di negara itu kemungkinan besar mencerminkan fakta bahwa wabah masih pada tahap yang relatif dini dan bahwa profil usia mereka yang terkena dampak sejauh ini lebih muda daripada di negara lain.
Pasien yang lebih muda tanpa penyakit sebelumnya memiliki peluang yang lebih baik untuk bertahan hidup Covid-19 daripada pasien usia lanjut.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa Jerman memang adalah negara dengan fasilitas rumah sakit yang mumpuni, melihat angka kematian mereka hanya 0,18 persen, jauh lebih rendah dari Cina (4 persen), Inggris (3,9 persen), Prancis (2,9 persen) dan Italia (8,3 persen).

Melansir Financial Times, Jerman memiliki 25.000 tempat tidur perawatan intensif lengkap dengan dukungan pernafasan. Ini menjadikan Jerman sebagai negara dengan perlengkapan lebih baik daripada negara tetangganya di Eropa.
Sebaliknya, Prancis hanya memiliki sekitar 7.000 dan Italia sekitar 5.000. Di Inggris, ada lebih dari 4.000 tempat tidur untuk merawat orang kritis dan 5.000 ventilator yang tersedia.
• Ada Wabah COVID-19, Google Luncurkan Halaman Khusus Berisi Informasi Lengkap Virus Corona