Kulon Progo

Jumlah Penderita DBD Meningkat, Dinkes Kulon Progo Ajak Masyarakat Laksanakan Gertak PSN

Kenaikkan jumlah penderita DBD tersebut, menurut Baning, tidak terlepas dari faktor cuaca karena saat ini wilayah Kulon Progo masih berada dalam musim

Penulis: Andreas Desca | Editor: Ari Nugroho
net
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Jumlah penderita DBD di Kulon Progo saat ini kembali meningkat.

Menurut catatan Dinas Kesehatan Kulon Progo, yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulonprogo, Baning Rahayujati, Kamis (19/3/2020), jumlah penderita DBD sudah mencapai lebih dari 80 orang.

"Iya ada kenaikkan, sekarang tercatat adansekitar 84 penderita yang tersebar di seluruh kapanewon, padahal Minggu lalu baru mencapai 71 penderita," katanya.

Kenaikkan jumlah penderita DBD tersebut, menurut Baning, tidak terlepas dari faktor cuaca karena saat ini wilayah Kulon Progo masih berada dalam musim penghujan.

"Akibat masih seringnya hujan, saat ini genangan air yang menjadi sarang nyamuk baru masih terus bermunculan," tururnya.

Dia menambahkan bahwa masyarakat Kulon Progo perlu menggencarkan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk (Gertak PSN) secara mandiri, menyusul semakin meningkatnya jumlah penderita DBD akhir-akhir ini.

Pastikan Merata, DPRD Akan Tinjau Sosialisasi Antisipasi DBD di Gunungkidul

Akan tetapi, walaupun terjadi peningkatan penderita DBD, Baning mengatakan sejauh ini belum ada laporan penderita yang dinyatakan meninggal dunia.

"Walaupun tidak ada yang meninggal dunia, masyarakat tetap harus waspada terhadap ancaman DBD ini karena walaupun bisa sembuh dengan sendirinya, tapi tetap berpontensi menimbulkan kematian," tegasnya.

Dijelaskan lebih lanjut olehnya, setelah tergigit nyamuk Aedes Aegypti, seseorang dapat mengalami beberapa gejala DBD setelah masa inkubasi virus dengue selesai.

"Masa inkubasi DBD adalah rentang waktu yang diperlukan dari saat nyamuk menggigit dan memasukkan virus ke dalam tubuh, hingga orang tersebut mengalami gejala DBD," katanya.

Menurut penjelasannya, virus DBD akan memperbanyak diri di dalam tubuh inangnya, selama masa inkubasi berlangsung yakni dalam tempo 4-7 hari.

Sudah ada 71 Kasus, Dinkes Kulon Progo Waspadai DBD

"Artinya seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam waktu 4 hingga 7 hari dan paling lama 12 hari, setelah tergigit nyamuk Aedes aegypti," jelasnya.

Menurutnya, ada satu fase yang cukup berbahaya jika tidak mendapatkan penangan medis secara tepat yakni pada hari ke 3-7 pasca gejala pertama muncul.

Pada fase tersebut, kondisi tubuh akan terasa membaik.

"Pada saat itu, demam yang dialami akan turun dengan sendirinya. Akan tetapi, ini justru fase kritis DBD yang bisa menimbulkan komplikasi berbahaya, yakni perdarahan," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved