Bisnis
Toko Baju Pengantin dan Souvenir di Pasar Beringharjo Sepi Pembeli, Penurunan Hingga 60 Persen
Hingga kini belum ada strategi khusus yang Nawang lakukan untuk mengatasi kelesuan pembeli. Untuk harga barang-barang ia masih menjual dalam taraf yan
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Toko baju pengantin dan souvenir pernikahan adalah salah satu sektor yang paling merasakan dampak dari wabah COVID-19.
Dari pantauan Tribun Jogja, terlihat banyak toko pengantin dan souvenir di Pasar Beringharjo sepi pengunjung pada Selasa (17/3/2020).
Nawang Wulan, seorang pemilik wedding shop atau toko yang menjual baju-baju serta aksesoris pengantin, mengatakan bahwa selama dua bulan belakangan penurunan itu telah mencapai 60 persen.
• Dampak Corona, Sejumlah Pasar di DIY Sepi Pengunjung
"Semua menurun, dari baju pengantin, aksesoris. Sudah dua bulan. Penurunannya 50 sampai 60 persen. Biasanya sehari yang pesan baju sampai sepuluh, ini hanya tiga atau empat saja," ujar Nawang saat ditemui di Pasar Beringharjo pada Selasa (17/3/2020).
Nawang menjelaskan, penurunan penjualan sebenarnya sudah dimulai saat masa sebelum pemilihan presiden (Pilpres) 2019, lalu meningkat saat Pilpres, menyusul kemudian banjir Jakarta.
"Tapi sekarang ini yang paling turun," tutur Nawang.
Sementara, lanjutnya, pelanggan produk Nawang Wulan selama ini berasal dari seluruh daerah di Indonesia.
"Pelanggannya se-Indonesia. Kami punya website," tukasnya.
Ia melanjutkan, biasanya sepi pesanan hanya terjadi pada bulan puasa.
Setelah lebaran, biasanya ramai kembali.
"Ya dengan kondisi sekarang ini cuma cukup untuk makan aja," ungkap Nawang.
• Dinkes Gunungkidul Imbau Warga Buat Cairan Disinfektan Sederhana
Hingga kini belum ada strategi khusus yang Nawang lakukan untuk mengatasi kelesuan pembeli. Untuk harga barang-barang ia masih menjual dalam taraf yang relatif normal.
"Harga masih sama aja. Tapi juga nggak mahal. Asal sehari bisa keluar tapi tetap untung," bebernya.
"Belum ada strategi khusus karena nggak ada pendatang. Biasanya harus datang (ke kios), kalau lihat ini jadi beli itu. Kalau cuma foto kan nggak puas. Sekarang cuma bisa ngikut aja. Nggak ndheweki, sekarang semua juga gitu (lesu pembeli)," katanya.