Marak Cek Suhu Tubuh di Tempat Ramai, Berapa Temperatur Normal Manusia?
Penyebaran virus corona yang cukup masif di dunia membuat sejumlah tempat, khususnya tempat ramai mewajibkan para pengunjung dites suhu tubuhnya.
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Penyebaran virus corona yang cukup masif di dunia membuat sejumlah tempat, khususnya tempat ramai mewajibkan para pengunjung dites suhu tubuhnya.
Menurut penelitian, virus corona dapat menyebabkan suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya.
Sehingga, salah satu cara dasar untuk mengetahui ada atau tidak virus corona di dalam tubuh adalah dengan mengukur suhu tubuh. Jika lebih dari 38 derajat, Anda akan disarankan untuk ke puskesmas terdekat.
Nah, sebenarnya berapa suhu normal tubuh manusia? Hingga kini banyak orang bilang suhu normal berkisar 36-37 derajat Celcius. Buku teks biologi juga selalu menyebut 37 derajat celcius sebagai suhu tubuh normal manusia.

Hal itu tidak salah. Sejak tahun 1851, dokter asal Jerman, Carl Reinhold August Wunderlich telah mensurvei setidaknya 250 ribu orang di satu kota dan menemukan bahwa suhu normal manusia adalah 37 derajat Celcius.
Namun ternyata, ada perubahan fisiologis pada manusia. Analisis tren suhu baru-baru ini menunjukkan bahwa suhu tubuh manusia rata-rata telah turun sejak abad ke-19 karena perubahan fisiologis. Para penulis studi baru ini juga menyoroti potensi penyebab perubahan ini.
Penelitian terbaru yang dilakukan pada 35 ribu orang Inggris menyimpulkan bahwa suhu normal tubuh manusia masa kini adalah 36,6 derajat celcius, alias lebih dingin dari sebelumnya. Ini didapat dari rerata 250 ribu pengukuran secara oral atau lewat mulut.
"Perbedaan yang teramati pada temperatur antara abad ke-19 dan sekarang adalah nyata dan perubahan selama itu memberikan petunjuk fisiologis penting pada perubahan kesehatan manusia dan harapan hidup sejak revolusi industri," tulis para ilmuwan dalam laporannya di jurnal eLife, dikutip dari Medicalnewstoday.

Untuk menguji hipotesisnya, para ilmuwan dari Stanford University menganalisis sejumlah data. Pertama, mencakup data tahun 1862-1930 dari veteran tentara sekutu pada perang dunia. Data lain didapat dari riset kesehatan nasional Amerika Serikat antara tahun 1971-1975.
Data paling mutakhir diambil dari Stanford Translational Research Integrated Database Environment, yang diambil pada rentang 2007-2017. Total ada 677.423 pengukuran suhu yang dilakukan.
Beberapa temuan peneliti meliputi, suhu tubuh pria saat ini rata-rata 0,59 derajat Celcius lebih rendah daripada pria yang lahir pada awal abad ke-19.

Demikian pula, suhu tubuh wanita turun 0,32 derajat Celcius dari tahun 1890 ke hari ini. Secara keseluruhan, analisis menemukan penurunan 0,03 derajat Celcius pada suhu rata-rata setiap dekade.
Untuk memeriksa apakah penurunan berasal dari kemajuan teknologi termometer, Protsiv dan tim melihat perubahan dalam dataset, dengan asumsi bahwa dokter di setiap periode sejarah umumnya menggunakan jenis termometer yang sama.
Hasil analisis dalam dataset mencerminkan perubahan dalam data gabungan. "Suhu kita bukan seperti yang dipikirkan orang," kata Dr Julie Parsonnet, seorang dokter peneliti.
Jadi mengapa suhu tubuh rata-rata berubah?