Penimbun Kena Batunya, 17 Ribu Botol Hand Sanitizer Kini Menggunung di Rumahnya
Dua kakak beradik yang mengambil kesempatan dalam kesempitan akhirnya kena batunya. Keduanya adalah Matt dan Noah Colvin, berasal dari Hixson, Tenness
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Penimbun Kena Batunya, 17 Ribu Botol Hand Sanitizer Kini Menggunung di Rumahnya
TRIBUNJOGJA.COM - Dua kakak beradik yang mengambil kesempatan dalam kesempitan akhirnya kena batunya. Keduanya adalah Matt dan Noah Colvin, berasal dari Hixson, Tennessee.
Mereka menghabiskan USD 10 ribu atau sekitar Rp 147 juta hingga USD 15 ribu atau sekitar Rp 221 juta untuk memborong hand sanitizer, masker dan lap anti bakteri.
Kemudian mereka menimbunnya untuk kemudian dijual kembali dengan harga tinggi.
Sebagaimana dilansir The New York Times, Minggu (15/3/2020), mereka berkeliling di Tennessee dan Kentucky untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok saat mewabahnya Virus Corona.
• Kabar Hoaks Hotel Cristiano Ronaldo Jadi Rumah Sakit Pasien Virus Corona, Ini Penjelasan Staf
Mereka membelinya di toko Dollar Tree, Wallmart, Staples hingga Home Depot.
Setelah memborong barang-barang itu, keduanya kemudian menjual kembali melalui situs Amazon dengan harga lebih tinggi.
Menurut pengakuan Colvin, ia sudah memasang sekitar 300 botol hand sanitizer dan sudah terjual semua.
Satu botol hand sanitizer, berhasil terjual dengan harga antara USD 8 hingga USD 70 atau sekitar Rp 1 juta. Padahal awalnya 1 botol hand sanitizer hanya dibanderol USD 1.
Keesokan harinya, Amazon menarik barang-barangnya dan ribuan daftar lainnya semisal untuk pembersih, tisu dan masker wajah.
Amazon juga menangguhkan beberapa penjual dan memperingatkan banyak orang lain bahwa jika mereka terus menaikkan harga, mereka akan kehilangan akun mereka.
EBay segera mengikuti langkah-langkah yang lebih ketat, melarang penjualan masker atau pembersih di AS.
Kini, Colvin memiliki 17.700 botol hand sanitizer yang menumpuk di rumahnya dan tanpa tahu ke mana mereka harus menjualnya.
Sejak kisahnya tersebar, Matt dan Noah Colvin menjadi sasaran kemarahan publik.
Bahkan mereka mendaptkan ancaman pembunuhan.