Jawa
Bupati Magelang: Satu Positif Covid-19 Adalah Warga Kabupaten Magelang
Pemerintah Kabupaten Magelang pun melakukan sejumlah upaya yang diperlukan termasuk lokalisir terhadap tempat tinggal, keluarga dan kontak yang telah
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
"Hari ini kita belum menentukan Kabupaten Magelang menjadi KLB atau tidak. Ini masih dalam bentuk kajian sejauh mana ini yang terjadi. Indikasi yang ditanyakan, satu dari Kabupaten Magelang habis berpergian ke luar negeri. Jadi bukan warga yang tidak bepergian. Sehingga dari sini mempertimbangkan melokalisir orang-orang yang bepergian ke luar negeri atau ke luar kota. Satu itu yang positif juga bepergian sendiri, sehingga masih dipertimbangkan. Tim kita masih mengkaji konsolidasi langkah-langkah yang dilakukan," tutur Zaenal.
• Pengakuan Pemuda 25 Tahun di Magelang Cabuli Bocah Umur 14 Tahun Pakai Miras Plus Yarindu
Informasi saat ini masih belum bisa dibuka ke publik. Gubernur Jawa Tengah juga telah menyampaikan informasi soal pasien yang positif yang merupakan warga Magelang.
Informasi atau data dari pasien memang harus dilindungi agar tidak mempengaruhi psikologi keluarga, tetangga dan semuanya.
"Data ada di kami, tapi kami tidak bisa memberikan secara detail, demi untuk menjaga kondusivitas," ujarnya.
Untuk mengantisipasi banyak hal yang tidak diinginkan, Pemkab Magelang juga telah mengambil beberapa langkah untuk meminimalisir kerumuman dan keramaian.
Bahkan, seluruh kegiatan HUT Kota Mungkid ditunda, untuk mengantisipasi kerumunan-kerumunan yang tidak diharapkan, karena virus ini bisa menyebar pada siapapun.
Di sektor pendidikan, Pemkab Magelang juga meliburkan sekolah dari jenjang PAUD hingga Perguruan Tinggi.
Libur ini akan dilaksanakan selama 14 hari, dari Senin (16/3/2020).
Para siswa diminta belajar di rumah masing-masing. Kecuali siswa SMA yang melakasanakan UN, akan direkomendasi tetap dapat melaksanakan ujian.
"Libur sekolah mulai senin. Seluruh sekolah jenjamg pendidikan, mulai dari PAUD sampai jenjang paling tinggi perguruan tinggi. Kita istirahatkan di rumah, diliburkan. Pola pendidikan diganti dengan daring di rumah masing-masing dengan memanfaatkan teknologi. Kalau yang sedang ujian, sampai hari ini, kami memberi rekomendasi tetap bisa melakukan ujian. Tapi kalau yg tidak melakukan ujian, mereka diliburkan, Sambil menunggu perkembangan-perkembangan yang ada," tuturnya.(TRIBUNJOGJA.COM)