Jadi Tameng ! Jet Tempur Israel Berlindung di Balik Pesawat Sipil Saat Gempur Suriah
Dua pesawat maskapai sipil tujuan Doha Qatar diduga dijadikan tameng jet-jet tempur Israel saat menyerang Homs dan Quneitra Suriah
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW– Dua pesawat maskapai sipil tujuan Doha Qatar diduga dijadikan tameng jet-jet tempur Israel saat menyerang Homs dan Quneitra Suriah, Kamis (5/3/2020) dini hari.
Media Russia Today (RT.com) mewartakan ketika jet-jet tempur Israel menyerang dari wilayah udara Lebanon, dan pasukan pertahanan Suriah melepaskan rudal penangkis, dua pesawat sipil melintas.
Satu pesawat penumpang Airbus A330 dan satunya lagi pesawat kargo QR8294 yang dalam penerbangan dari Basel, Swiss menuju Doha.

Satu lagi pesawat penumpang bernomer penerbangan QR419 yang terbang dari Beirut menuju Doha, Qatar. Mereka terbang di ketinggian 39.000 kaki.
• Pasukan Arhanud Suriah Tangkis Belasan Rudal Israel yang Incar Kota Quneitra

Kedua pesawat yang berada di satu jalur penerbangan itu berputar ke sekitar Tripoli Lebanon sebelum melanjutkan perjalanan ke selatan.
Tidak hanya sekali ini Israel menyerang Suriah menggunakan kamuflase penerbangan pesawat sipil di sekitar wilayah konflik itu.
• Ricuh! Anggota Parlemen Turki Baku Hantam Setelah Wakil Oposisi Kritik Tayyip Erdogan
Pada serangan sebelumnya, jet tempur Israel menyerang sasaran di sekitar Damaskus dari balik penerbangan sipil pesawat dari Teheran ke Damaskus.
Pesawat itu akhirnya mendarat darurat di Pangkalan Militer Hmeymeim di Latakia. Kementerian Pertahanan Rusia mengecam aksi Israel ini, yang dinilainya sangat berbahaya.
• Tayyip Erdogan Ancam Sapu Pasukan Suriah dari Idlib Pekan Ini
Rusia pernah jadi korban aksi Israel seperti ini, ketika pesawat intai mereka yang berisi 14 awak terkena rudal antiserangan udara Suriah di lepas pantai Latakia.

Pasukan Suriah sebenarnya hendak menghancurkan jet-jet tempur Israel yang menyerang mereka, dan ternyata terbang di balik pesawat Rusia itu.
• Pasukan Suriah Tembak Jatuh Drone Mata-mata Turki di Idlib Selatan
Peristiwa terjadi September 2018. Perdana Menteri Benyamin Netanyahu terpaksa terbang ke Moskow, guna meminta maaf atas peristiwa tersebut.
Tangkis Serangan
Pasukan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) Suriah menangkis belasan peluru kendali yang diluncurkan Israel ke arah Kota Quneitra.
Serangan udara itu terjadi Kamis (5/3/2020) dini hari waktu setempat, atau pagi WIB. Belum diketahui detail situasi di lapangan.
Media Israel, Haaretz.com, mewartakan, rudal diluncurkan dari wilayah udara Lebanon, yang berbatasan langsung dengan Suriah di bagian barat daya negara itu.
“Sejumlah rudal ditembakkan dari wilayah udara Lebanon ke daerah tengah Suriah,” kata sumber militer Suriah yang enggan disebut namanya.
Rekaman video serangan rudal ke Quneitra beredar viral di media sosial. Kilatan cahaya rudal penangkis terlihat membubung ke angkasa sebelum terlihat ada ledakan di udara.
“Pukul 00.30, pertahanan udara kita melihat jet tempur Israel terbang dari Saida, daerah pendudukan di Palestina, dan dari wilayah udara Lebanon mereka meluncurkan rudal,” kata sumber militer Suriah.
Israel secara terus menerus menggempur Suriah dari udara di kawasan selatan negara itu. Mereka beralasan menghancurkan target-target Hezbollah dan tentara Iran yang dinilai jadi ancaman Israel.
Tak hanya ke daerah perbatasan di dataran tinggi Golan, rudal-rudal Israel juga menghantam sasaran-sasaran penting di sekitar Damaskus.
Gempuran militer Israel ini menambah beban Suriah, yang harus menghadapi konfrontasi langsung dengan Turki di utara.
Hingga pekan ini, Turki sudah kehilangan sekurangnya 59 tentara yang mereka kirim untuk menduduki wilayah Suriah di Idlib.
Militer Turki juga kehilangan tak kurang 10 drone tempur, tank, ranpur lapis baja, truk, dan kerusakan militer yang signifikan di Idlib.
Tayyip Erdogan mengerahkan militernya, menduduki wilayah Suriah, berkonfrontasi langsung dengan pasukan Damaskus untuk apa yang ia sebut melindungi warga Idlib.
Realitasnya, Turki juga memasok senjata berat dan modern ke milisi-milisi bersenjata Suriah, termasuk jaringan Al Qaeda di Idlib, guna memerangi pasukan Bashar Assad.
Rusia hingga saat ini masih memegang komitmennya membantu Suriah, merebut kembali wilayah teritorialnya yang diduduki teroris dan pasukan asing.
Perkembangan terbaru dari Suriah, pasukan pertahanan udara Suriah dilaporkan menangkis serangan udara di Homs, yang diduga dilancarkan militer Israel.
Di front tempur Saraqib, dua tentara Turki tewas enam lainnya terluka, dalam pertempuran saat kelompok militan berusaha merebut kembali kota strategis itu dari tangan pasukan Damaskus.
Serangan besar itu digagalkan pasukan Suriah dibantu armada udara Rusia, menimbulkan kerugian besar di pihak penyerang.
Kota Saraqib merupakan titik persimpangan jalan raya yang menghubungkan Damaskus-Aleppo, dan Damaskus ke Idlib.
Menguasai Highway M4 dan M5, bagi militer Suriah dan Rusia sangat penting karena inilah rute cepat pasok logistic ke palagan tempur Idlib.
Moskow menempatkan unit Polisi Militer di kota ini, sebagai tanda sekaligus sinyal ke Turki agar tidak mengusik kembali Saraqib.
Di front tempur barat Aleppo, kelompok teroris bersenjata melakukan serangan kejutan ke garis pertahanan pasukan Suriah. Serangan ini bisa digagalkan.
Perkembangan genting di Idlib, Saraqib, dan Aleppo ini mewarnai detik-detik menjelang pertemuan Presiden Vladimir Putin dan Erdogan di Moskow, hari ini.
Secara terbuka, Erdogan mengajukan gencatan senjata di Idlib, dan ia menekankan Turki tidak memerangi pasukan Rusia di Suriah.(Tribunjogja.com/Aljazeera.com/AMN/Sputniknews.com/xna)