Imbas Wabah Corona, Sektor Pariwisata di Wilayah Yogyakarta Mulai Rasakan Dampak

Selain itu ditambah dengan momentum musiman low season, insan pariwisata mengaku mesti putar otak lebih keras.

Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) DIY menyebut dampak penyebaran dari wabah virus corona bagi sektor pariwisata sudah mulai terasa di wilayah setempat.

"Meskipun masa sekarang ini masuk dalam tahapan low season, tapi sudah cukup terasa terutama pada industri perhotelan," kata Wartadi Ketua Bidang Sertifikasi SDM & Usaha BPD PHRI DIY, Sabtu (29/2) dalam sebuah acara.

Dia menjelaskan, sektor pariwisata DIY yang masih cenderung bertumpu pada wisatawan mancanegara (wisman) menjadi musabab kian lesunya industri itu hingga dua bulan pertama ini.

Selain itu ditambah dengan momentum musiman low season, insan pariwisata mengaku mesti putar otak lebih keras.

Wartadi mencontohkan pada sektor usaha yang dikelolanya yang sekira 75 persen dikunjungi oleh para wisman, sementara 25 persen sisanya dikunjungi oleh wisatawan domestik.

Meski telah melakukan berbagai hal, namun ia menyebut dampak dari wabah virus corona semakin membuat industri wisata seret.

Sejumlah wisman yang biasa berkunjung ke wilayah DIY biasa didominasi oleh wisatawan dari negara asal Australia, Eropa, Belanda, Timur Tengah, Amerika dan Asia.

Wabah yang kian meluas cenderung membuat para wisatawan dari negara-negara itu mengurungkan niat untuk bervakansi.

"Jadi kami lebih menyasar wisatawan domestik di masa seperti ini. Tapi kendalanya juga ada, wisatawan lokal kan cenderung seperti agak enggan berwisata di negeri sendiri," imbuhnya.

Selain itu, buntut wabah Covid-19 juga ikut terdampak pada industri food and beverage (F&B). Wisatawan disebut mulai beralih untuk mengkonsumsi kuliner yang berjenis sayur mayur.

"Mereka seperti agak menjaga mungkin begitu ya untuk mengkonsumsi kuliner yang berbahan daging dan mulai beralih ke yang sifatnya vegetarian," ujarnya.

Kepala Dinkes DIY, Pembayun Setyaning, menjelaskan sampai saat ini pihaknya terus melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait guna mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus itu di wilayah setempat.

Dia menyatakan, sejak awal isu virus corona menyebar, ada enam kasus yang didapati pihaknya dan tergolong pada proses pemantauan. Dua pasien saat dilakukan uji laboratorium dinyatakan negatif, dua pasien pulang setelah dinyatakan pula negatif pula, serta dua lainnya dinyatakan sehat/boleh pulang.

"Sampai saat ini kita terus melakukan penguatan dan langkah preventif untuk mencegah masuknya virus corona menyebar di DIY," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved