Turki Siapkan Serangan Balasan Atas Kematian Puluhan Tentaranya di Suriah

Turki menempatkan semua posisi militer Suriah di darat maupun udara sebagai target aksi balasan kematian 22 tentara Turki di Idlib.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
www.sputniknews.com
ilustrasi 

Turki Siapkan Serangan Balasan Atas Kematian Puluhan Tentaranya di Suriah

TRIBUNJOGJA COM, BEIRUTTurki menempatkan semua posisi militer Suriah di darat maupun udara sebagai target aksi balasan kematian 22 tentara Turki di Idlib.

Ancaman itu disampaikan Turki lewat pernyataan tertulis pemerintah yang dikutip kantor berita Anadolu, Jumat (228/2/2020) pagi ini WIB.

"Turki menempatkan semua target militer Suriah yang kita ketahui sebagai sasaran balasan kita," tulis Anadolu mengutip siaran pers pemerintah Ankara.

"Darah pahlawan kita tidak akan sia-sia, operasi kita di Suriah akan berlanjut," lanjut pernyataan itu.

Belum jelas operasi balasan seperti apa yabg akan dilakukan militer Turki. Wilayah udara di Idlib saat ini masih dikontrol Rusia, dan sulit bagi jet-jet tempur Turki beroperasi di wilayah ini.

Puluhan tentara Turki, situs Southfront.org menyebut 34 orang, tewas di Idlib terkena gempuran udara jet Rusia atau Suriah.

Informasi ini menyebar di berbagai outlet media, Jumat (28/2/2020) dini hari WIB. Belum ada konfirmasi resmi dari militer Turki terkait kabar ini.

Laman berita stepagency.com merilis serangkaian video yang menunjukkan kerusakan truk-truk militer Turki dalam posisi konvoi.

Satu rekaman pendek video memperlihatkam suasana kekacauan akibat ledakan bom. Namun tidak terlalu jelas dideskripsikan lokasi dan waktu kejadian.

Jaringan berita Al Masdar News yang berpusat di Beirut, Lebanon mewartakan informasi senada. Serangan roket Grad juga dilaporkan terjadi di Latakia dari arah Idlib.

Sputniknews.com merilis ada 22 tentara Turki terbunuh. Sementara kantor berita Turki Anadolu, mengutip keterangan Gubernur Hatay, ada 9 prajurit Turki tewas.

Situasi genting di Idlib ini berpotensi besar mendekatkan konfrontasi langsung pasukan Turki dengan militer Rusia dan Suriah.

Presiden Vladimir Putin sebelumnya dikabarkan takkan menghadiri perundingan empat pihak tentang nasib Idlib di Ankara pada 5 Maret 2020.

Absennya Putin mengindikasikan sikap Rusia atas kekeraskepalaan Turki melanggar kedaulatan Suriah. Rusia memberi dukungan penuh pada Suriah sebagai negara berdaulat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved