Wabah Virus Corona
China Lacak 'Patient Zero', Orang Pertama yang Positif Terjangkit Virus Corona
Semakin hari, wabah virus corona semakin banyak tersebar di dunia. Setidaknya ada 49 negara selain China yang telah melaporkan pasien terkonfirmasi
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Akan tetapi, pasien yang berjenis kelamin laki-laki itu melaporkan bahwa dirinya tidak pergi ke Pasar Huanan.
“Kami tidak tahu siapa yang menjadi pasien nol paling pertama, mungkin di Wuhan dan itu meninggalkan banyak pertanyaan tak terjawab bagaimana tragedi ini bisa dimulai dan bagaimana mulanya ini tersebar,” kata Borwein lagi.

Mengapa sangat penting menemukan pasien nol?
Masih menurut Borwein, menemukan pasien nol itu penting untuk mencegah episdemi di masa yang akan datang. Juga, pasien nol akan memberikan informasi tentang bagaimana mencegah transmisi virus itu ke manusia lainnya.
Sayang, selama waktu berjalan, mengidentifikasi pertumbuhan indeks kasus menjadi semakin sulit.
“Ya, menemukan pasien nol tidak memberikan kita semua jawaban, tetapi paling tidak itu membantu kita untuk memetakan bagaimana virus itu menular dan bagaimana itu berjalan,” jelasnya.
Ia juga mengatakan akan lebih sulit untuk memetakan tanpa mengetahui kapan itu dimulai.
Ditambahkan Borwein, penemuan pasien nol ini perlu hati-hati, khususnya dalam pemilihan kata. Ia khawatir, pemilihan kata yang tidak tepat akan menimbulkan potensi xenophobia dan kepanikan.
Menurut John Nicholls, Profesor Patologi Klinis dari Universitas Hong Kong mengatakan mengidentifikasi pasien nol selama penyebaran Sars di tahun 2002-2003 adalah satu cara vital untuk menghentikan virus tersebut.
Saat itu, virus tersebut telah menginfeksi 8000 orang dan membunuh 813 pasien secara global. Ketika dilacak, ternyata ada seorang profesor dari Guangzhou berusia 64 tahun yang menderita Sars dan menyebarkan virus itu ke 13 orang pelancong yang tinggal di Hotel Metropole Hong Kong.

Nicholls sendiri merupakan orang penting dalam tim peneliti di tahun 2003. Ia bersama timnya mengisolasi dan mengkarakterisasi Sars.
Ia mengatakan, Sars sebenarnya memiliki karakter yang sama dengan virus corona saat ini. Akan tetapi, melejitnya sederet pasien terkonfirmasi dalam kasus COVID-19 tersebut membuat sulit menemukan angka pasien nol.
"Ada begitu banyak wabah dan hot spot di seluruh dunia dan virus ini tampaknya menyebar lebih cepat daripada Sars. Ini akan menjadi tantangan besar untuk menunjukkan pasien nol secara akurat,” katanya.
"Sumber daya epidemiologis akan lebih baik dalam mengurangi penyebaran daripada melihat ke belakang,” jelas Nicholls.
Jadi, bagaimana contoh dari pasien nol untuk kasus COVID-19?