Wabah Virus Corona
China Lacak 'Patient Zero', Orang Pertama yang Positif Terjangkit Virus Corona
Semakin hari, wabah virus corona semakin banyak tersebar di dunia. Setidaknya ada 49 negara selain China yang telah melaporkan pasien terkonfirmasi
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Semakin hari, wabah virus corona semakin banyak tersebar di dunia. Setidaknya ada 49 negara selain China yang telah melaporkan pasien terkonfirmasi virus corona atau COVID-19 hingga Jumat (28/2).
Karena meningkatnya angka kematian akibat virus corona, otoritas kesehatan mulai mengontrol atau bahkan menghentikan penyebaran epidemi tersebut dengan melacak ‘patient zero’ atau pasien nol. Pasien nol sendiri memiliki makna sebagai orang pertama yang menyebarkan virus tersebut.
Ini perlu dilakukan, mengingat virus yang diberi nama COVID-19 itu sudah menginfeksi setidaknya 82.000 orang di seluruh dunia dan membunuh setidaknya 2.800 orang. Meskipun begitu ada lebih dari 35.000 orang yang bisa disembuhkan.

Nah, apa itu pasien nol? Berikut penjelasan pakar yang telah Tribunjogja.com rangkum dari berbagai sumber.
Istilah pasien nol pada umumnya merujuk pada orang pertama yang terinfeksi oleh penyakit menular dalam wabah. Namun, dalam epidemi COVID-19 ini, ada beberapa pasien nol.
Hal ini dikonfirmasi oleh Sarah Bowein, pakar di bidang penyakit menular di Pusat Kesehatan Medis di Hong Kong.
"Misalnya, kita tahu siapa pasien nol yang ada di kelompok besar di Korea Selatan, dan itu membantu melacak semua kontak dan memahami apa yang terjadi," katanya.
"Tapi kita tidak tahu siapa pasien nol di klaster Iran atau klaster di Italia,” tambahnya sesuai dilansir dari South China Morning Post.
Korea Selatan memang mengejutkan publik dunia dengan mengumumkan setidaknya ada 1500 kasus Covid-19 terkonfirmasi di negaranya. Dari 1500 itu, setidaknya 13 orang meninggal dunia.
Ini menjadikan Korea Selatan sebagai negara dengan pasien virus corona terbanyak kedua setelah China yang mencapai 74.000 kasus lebih.

Seiring perkembangan pemberitaan, klaster terbesar dari infeksi virus itu dikaitkan dengan gereja Kristen rahasia yang ada di tenggara Kota Daegu.
Di gereja itu, ada seorang perempuan berusia 61 tahun yang menjadi anggota sekte yang menjadi ‘penyebar tercepat’ virus itu. Ia sendiri merupakan pasien ke-31 pengidap virus corona di Korea Selatan.
Pemerintah China kini mulai melacak sumber epidemi di China. Diketahui, kasus pertama virus corona yang dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terjadi pada 31 Desember 2019.
Saat itu, kasus penyebaran virus masih dikaitkan dengan Pasar Seafood Huanan di Wuhan. Namun, studi terbaru dari tim peneliti China justru mengatakan bahwa virus itu bisa saja diimpor dari tempat lain.
Sebab, mereka menemukan pasien pertama virus COVID-19 itu sudah ada sejak 8 Desember atau 22 hari sebelum terjadinya kasus yang disinyalir sebagai kasus pertama virus corona.