Penjelasan di Balik Fenomena Ketindihan saat Tidur dan 8 Cara Mencegahnya

Ketindihan adalah fenomena dimana seseorang terbangun saat tidur dalam keadaan tidak bisa bergerak, berbicara atau bahkan bernafas.

Editor: Rina Eviana
experthometips.com
Ilustrasi 

Penjelasan di Balik Fenomena Ketindihan saat Tidur dan 8 Cara Mencegahnya

TRIBUNJOGJA.COM -Pernahkah merasakan saat tidur lalu seperti mimpi buruk namun juga semacam nyata lalu tiba-tiba tubuh tak bisa bergerak atau bahkan tak bisa bernafas?

Jika iya maka Anda mengalami ketindihan. Ketindihan adalah fenomena dimana seseorang terbangun saat tidur dalam keadaan tidak bisa bergerak, berbicara atau bahkan bernafas.

Dalam banyak budaya, termasuk Indonesia, ketindihan ini sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat supranatural alias mistis dan berkaitan dengan makhluk tak kasat mata.

experthometips.com, 7 Bahaya Kesehatan Akibat Kebiasaan Tidur Saat Rambut Basah
experthometips.com, 7 Bahaya Kesehatan Akibat Kebiasaan Tidur Saat Rambut Basah (experthometips.com)

Namun, sebetulnya tidak ada hal mistis di balik ketindihan saat tidur.

Dilansir dari Live Science, beberapa waktu lampau, hampir 40 persen orang di dunia pernah mengalami ketindihan.

Lalu, fenomena ini dikenal di dunia medis sebagai kelumpuhan tidur atau sleep paralysis.

Para ahli telah lama mengetahui bahwa ketindihan terjadi ketika seseorang terbangun pada tahan tidur yang disebut rapid eye movement (REM).

Pada tahap ini, seseorang biasanya sedang bermimpi, sementara ototnya nyaris mengalami kelumpuhan agar dia tidak bergerak-gerak secara ekstrem.

Alhasil, ketika terbangun pada tahap REM, seseorang menjadi tidak bergerak atau mengalami kelumpuhan sementara.

Terkait penampakan hantu saat ketindihan, para peneliti menduga bahwa penyebabnya bisa jadi karena kinerja otak yang terganggu.

Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di jurnal Medical Hypotheses; Baland Jalal yang merupakan seorang pakar neurosains dan koleganya Vilayanur Ramachandran di University of California, San Diego menulis bahwa otak kita mungkin memiliki peta saraf tubuh.

Ketika neuron mengirimkan perintah pada tubuh untuk bergerak, tetapi kemudian tidak mendeteksi adanya gerakan; peta tubuh di otak menjadi terganggu.

"Ini menyebabkan distorsi persepsi diri, sehingga Anda mungkin akan mengalami keluar dari tubuh, atau melihat berbagai bentuk yang aneh muncul, meskipun bentuk-bentuk itu sebetulnya adalah versi cacat dari diri Anda sendiri," ujar Jalal kepada The Guardian, 30 Oktober 2015.

Terperangkap dalam kondisi setengah terbangun ini dengan tubuh yang tak lagi dikenali, kecemasan bisa memuncak.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved