Siswa SMP di Sleman Hanyut
Akhir Cerita Yasinta Bunga Anak Semata Wayang Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi dan Ayahnya
Penantian Suraji (61) akhirnya terjawab sudah. Putri tunggalnya, Yasinta Maharani, yang baru saja genap berusia 12 tahun pada 12 Februari 2020 lalu
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Raga siswi kelas 7B SMPN 1 Turi yang telah terbujur kaku ini kemudian diserahterimakan kepada keluarga di ruang tengah kediaman orang tuanya di Dadapan, Wonokerto, Turi.
Sang ayah, Suraji terduduk lemas di kursi plastik biru, tepat di utara peti putih itu.
Berjarak sekitar satu meter dari tempat duduk istrinya, Hesti.
Sekitar sejam sebelum azan zuhur berkumandang, dilaksanakanlah Salat Jenazah yang diikuti puluhan orang.
Lelaki, perempuan, tua, muda, dan anak-anak.
Selepas itu, para peziarah terus menyalami untuk mengucapkan berbelasungkawa atas kepergian Yasinta. Suraji dan Hesti hanya bisa mengangguk dan tak henti mengalirkan air mata ke pipi.
"Matur nuwun, matur nuwun. Amin," begitu ucap Suraji lirih saat Tribun Jogja menyampaikan duka cita sembari mendoakan supaya Yasinta mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan.
Sejoli suami istri ini tak banyak bicara.
Terima kasih adalah frasa yang terus diucapkannya serasa menggenggam tangan pelayat untuk bersalaman.
Tatapan sang ibu nanar, sendu. Dengan selembar tisu, terus menyeka matanya yang basah pun sembab.
Ketua RT 06, Dadapan, Wonokerto, Turi, Subardi mengatakan, orang tua Yasinta benar-benar terpukul.
Bahkan sang ayah ikut turun bersama relawan tim SAR gabungan dalam proses pencarian anaknya yang hilang pascaditerjang banjir di Sungai Sempor.
"Kami (warga) pun sangat kehilangan. Yasinta ini anak pintar, aktif di pemudi kampung. Orang tuanya juga aktif dalam kegiatan di sini," tutur Subardi. (Tribunjogja.com | hdy/air)