Bantul
Pilkada Bantul 2020 : PAN, PKS dan PPP Berpeluang Bentuk Poros Tengah
Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), hingga Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dikabarkan siap mengusung calonnya sendiri.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Poros koalisi baru disinyalir bakal segera muncul, menjelang Pilkada Bantul 2020.
Partai Amanat Nasional (PAN), lalu Partai Keadilan Sejahtera (PKS), hingga Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dikabarkan siap mengusung calonnya sendiri.
Wacana ini semakin mengemuka, dengan bertemunya tiga pimpinan parpol tersebut, Ketua DPD II PKS Bantul Amir Syarifuddin, Ketua DPD PAN Bantul, Mahmud Ardi Widanto dan Ketua DPC PPP Bantul, Hasyim Turmudzi, di sebuah rumah makan, Kamis (20/2/2020).
Ardi pun mengakui, dalam pertemuan tersebut, turut dibahas, mengenai peluang koalisi di Pilkada.
Apalagi, jika digabungkan, ketiga parpol itu sudah mengantongi 11 kursi di DPRD DIY.
Ya, dalam artian, syarat untuk mengusung calon sendiri, sudah terpenuhi.
• BREAKING NEWS: Halim-JP Jadi Bakal Paslon Pertama yang Dipastikan Maju Pilkada Bantul 2020
"Salah satu opsi yang kita bicarakan memang terkait pembentukan poros baru ya, koalisi dalam Pilkada di Bantul. Ditunggu saja deklarasinya," terangnya.
Ia sendiri, sebelumnya sempat mendaftarkan sebagai bakal calon wakil bupati melalui Partai Gerindra, untuk mendampingi petahana Suharsono.
Tetapi, karena tak ada kepastian, membentuk poros baru kemungkinan dipilihnya dengan menggandeng partai lain.
"Ya, yang sangat realistis adalah membentuk poros tengah, apalagi sejumlah partai yang memiliki kursi di DPRD Bantul belum menyatakan dukungan, jadi bisa berkoalisi dengan partai lain," tandasnya.
Ketua Tim Pemenangan Pilkada PAN Bantul, Wildan Nafis mengatakan, sejumlah opsi sudah disiapkan oleh pihaknya.
• Super Gampang! Tutorial Make Up Khusus untuk Musim Hujan
Namun, PAN tetap berkeinginan mengusung Mahmud Ardi Widanto, sebagai bakal calon bupati, ataupun bakal calon wakil bupati Bantul.
"Kalau bakal calon wakil bupati, ya berkoalisi dengan Gerindra. Tapi, sampai saat ini juga belum jelas. Kalau ingin jadi bakal calon bupati, maka berkoalisi dengan Golkar, atau membentuk poros baru, poros tengah. Semuanya masih bisa terjadi," tandasnya.
Akan tetapi, menurutnya, akan lebih baik jikalau ada poros tengah, selain incumbent Suharsono dan Abdul Halim Muslih, yang dipastikan bakal saling sikut pada kontestasi tahun ini.
Sehingga, masyarakat Bantul ke depannya akan memiliki lebih banyak pilihan.
"Kalau hanya Suharsono dan Halim yang maju, maka tidak ada pilihan bagi warga Bantul ya, karena mereka petahana semua. Jelas, tingkat kepuasan masyarakat Bantul untuk pemerintahan Suharsono-Halim ini di bawah 50 persen," cetusnya.
• Prof Purwo Santoso: Rencana PDIP Keluarkan Nama yang Diusung di Pilkada Serentak Langkah yang Tepat
Sementara Ketua DPD II PKS Bantul, Amir Syarifuddin pun menuturkan, empat kursi yang dimiliki partainya di DPRD Bantul, memunculkan posisi yang strategis untuk mendukung pasangan calon.
Namun, sampai saat ini, pihaknya belum bisa memastikan langkah.
Walau begitu, ia menyatakan, sudah berkomunikasi secara intens dengan PAN dan PPP, mengenai kemungkinan membuat poros baru dalam Pilkada nanti.
Sehingga, nantinya tak hanya dua pasangan calon saja yang bergelut di pemilihan lima tahunan tersebut.
"Kita sudah merasakan duet kepemimpinan mereka (Harsono-Halim) selama empat tahun ini kan. Apakah iya, mau satu periode lagi? Jadi, harus ada alternatif calon pemimpin Bantul yang baru, yang lebih muda, lebih milenial," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)