Pendidikan

Mahasiswa PGSD UNY Ciptakan Media Pembelajaran Pendidikan Seks Untuk Anak Usia Dini

Selain itu juga kurangnya pengetahuan orangtua tentang penyampaian pendidikan seks kepada anak.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
Istimewa
Mahasiswa Prodi PGSD UNY menggagas media pembelajaran pengenalan pendidikan seks yang diberi nama Dongeng Boneka Tangan (Debat) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan pada anak dalam usaha menjaga anak terbebas dari kebiasaan yang tidak normatif.

Pendidikan seks perlu dikenalkan kepada anak sejak dini.

Sebab, salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya kasus kekerasan seksual pada anak yaitu kemudahan mengakses konten pornografi.

Prihatin dengan Pernikahan Usia Dini, Guru di Gunungkidul Ciptakan Model Pembelajaran Nalarku

Selain itu juga kurangnya pengetahuan orangtua tentang penyampaian pendidikan seks kepada anak.

Meskipun anak sudah memperoleh pendidikan seks secara sederhana di sekolah, orangtua tetap harus memberikan pengawasan dan pengetahuan tentang pendidikan seks secara khusus.

Untuk itu perlu media yang dapat membantu orang tua atau guru dalam pengenalan pendidikan seks untuk anak usia dini.

Berangkat dari hal tersebut, mahasiswa Prodi PGSD UNY kemudian menggagas media pembelajaran pengenalan pendidikan seks.

Media pembelajaran tersebut didasarkan pada karakteristik anak usia dini yang lebih tertarik mendengarkan cerita dari pada nasihat atau wejangan yang kompleks.

Mereka adalah Ida Sekar Maulina, Alyoriek Rahmadania, Riana Rahmaniya dan Taat Tiasah Muhlisoh yang menciptakan media pembelajaran yang diberi nama Dongeng Boneka Tangan (Debat)

Ida Sekar Maulina mengatakan media pembelajaran Debat terdiri dari dongeng dan boneka.

“Boneka berbentuk karakter manusia dengan full body yang nantinya akan ada penanda bagian-bagian yang bisa disentuh dan tidak di sentuh dengan simbol warna di bagian boneka," kata Ida, Selasa (18/2/2020).

Boneka tersebut terdiri dari tiga penokohan yang menceritakan tentang keseharian anak yang berkaitan dengan pengenalan pendidikan seks.

Boneka sebagai benda konkret yang dekat dengan anak sehingga anak dapat bereksplorasi sendiri yang menganggap bagian dari boneka tersebut seperti bagian tubuhnya ang perlu dijaga dan diperhatikan.

Alyoriek Rahmadania menambahkan boneka tangan yang digunakan terdiri dari tiga karakter terdiri dari ibu, anak laki-laki dan perempuan yang memiliki tinggi 35 cm berbahan kain flanel yang diisi dakron.

“Boneka ibu menggunakan perpaduan warna merah muda dan merah sedangkan untuk anak laki-laki dan anak perempuan menggunakan perpaduan warna hijau dan kuning,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved