Setelah Tembak Jatuh Helikopter Suriah, Pemberontak Berusaha Rebut Kembali Saraqib

Setelah Tembak Jatuh Helikopter Suriah, Pemberontak Berusaha Rebut Kembali Saraqib

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
YASIN BULBUL / AFP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. 

Mereka menghindari kekerasan dan eskalasi pertempuran pasukan Suriah dan kelompok pemberontak di Idlib. Jumlah arus pengungsi keluar Idlib diperkirakan akan bertambah banyak.

Dikutip Aljazeera.com, Selasa (11/2/2020), seorang komandan kelompok pemberontak di Idlib memperingatkan, pasukan Suriah bisa kapanpun menyerbu masuk Idlib dan merebut wilayah itu.

Kehadiran pasukan Turki dalam jumlah cukup banyak berikut peralatan tempurnya, belum menjamin keamanan Idlib.

Bahkan Turki kehilangan lima prajuritnya ketika pasukan Suriah membombardir Pangkalan Udara Tantanaf di Idlib bagian utara, Senin (11/2/2020).

Pasukan Turki membalas serangan itu lewat tembakan artileri ke Saraqib, yang beberapa hari lalu dikuasai pasukan Damaskus.

Bentrokan Bersenjata Suriah vs Teroris Dukungan Turki Pecah di Sebelah Barat Saraqib

Namun serangan balasan itu berlangsung tak lama, dihentikan menyusul perintah dari Ankara. Turki berunding dengan utusan Rusia guna membahas krisis di Idlib.

“Operasi melawan pasukan Suriah dimulai pukul 10 (Senin), namun kemudian dihentikan karena utusan Rusia datang ke Turki,” kata seorang komandan Syrian National Army (SNA) yang tidak mau disebutkan namanya.

Delegasi Rusia dipimpin Sergey Vershinin, Deputi Menteri Luar Negeri, disertai Alexander Lavrentiev, utusan khusus Rusia untuk Suriah.

Masih menurut komandan SNA tadi, Aljazeera.com menyebutkan, perundingan belum mencapai titik temu. Turki kini menunggu kehadiran James Jefrey, utusan khusus AS untuk masalah Suriah.

Di saat bersamaan di Suriah, Turki memobilisasi kelompok bersenjata Syrian National Army (SNA) dan Syrian Liberation Front (SLF). Kedua kelompok di Suriah itu dibackup penuh pemerintah Turki.

Masih menurut Aljazeera.com, mereka digerakkan kembali menuju kantong-kantong pertahanan pemberontak di barat Aleppo dan selatan Idlib.

Di wilayah itu meski kelompok militant masih bertahan, mulai banyak di antara mereka mundur atau meninggalkan pos-posnya.

Rusia secara kontinyu mendukung serangan darat pasukan Suriah lewat gempuran-gempuran udara ke Idlib dan Aleppo.

Rabu pekan lalu, Presiden Tayyip Erdogan mengancam pemerintah Suriah agar menarik pasukannya dari Idlib dan sekitar pos-pos obersvasi pasukan Turki yang kini terkepung.

Ia memberi batas waktu hingga akhir Februari ini. Jika tidak diindahkan, Turki telah menyiapkan rencana khusus untuk menghadapi operasi militer Suriah dan Rusia.(Tribunjogja.com/xna) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved