Yogyakarta

Kisah Sukses Triyono, Penyandang Disabilitas Asal Yogyakarta yang Sukses Rintis Ojek Khusus Difabel

Kisah Sukses Triyono, Penyandang Disabilitas Asal Yogyakarta yang Sukses Rintis Ojek Khusus Difabel

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/Wisang Seto
Triyono menunjukkan sepeda motor yang digunakan oleh Difa Bike untuk melayani konsumennya, Selasa (11/2/2020). 

Sepeda motor ojek khusus difabel ini dimodifikasi sedemikian rumah agar memudahkan para difabel untuk menaikinya.

Sepeda motor diberi tambahan pada bagian kiri berupa tempat duduk dan atap.

Tempat duduk yang berada di samping kiri dapat diturunkan, bertujuan untuk memudahkan para difabel naik. Karena kebanyakan pengguna jasanya adalah para difabel yang memiliki kekurangan pada bagian kaki.

"Awal-awalnya kita sempat menyasar semua kalangan, tetapi malah teman-teman banyak yang bercerita kalau banyak diremehkan. Ada yang ngomong untuk berdiri saja susah apalagi membawa penumpang, melihat itu kami langsung mengkhususkan menjemput difabel," katanya saat ditemui Tribunjogja, Selasa (11/2/2020).

Kronologi Baim Wong Temukan Sopir yang Ajak Bayinya Narik Angkot Trayek Johar-Mangkang Semarang

Ia menambahkan saat merintis Difa Bike, dirinya ingin bekerjasama dengan ojek online yang ada.

Namun, Triyono bersama teman difabel kesulitan untuk menembus kerjasama dengan penyedia ojek online.

"Sulit untuk tembus kerjasama karena mereka fokus pada roda dua (ojek) dan roda empat (taxi online)," ujarnya.

Saat ini difa bike telah beranggotakan sebanyak 26 driver yang setiap harinya mengantar sesama difabel atau masyarakat umum.

Ia mengkhususkan para driver Difa Bike yang belum pernah bersekolah atau hanya tamatan kelas tiga SD.

"Sudah pasti mereka yang tidak bisa mengenyam pendidikan pasti memiliki ekonomi yang kurang. Difa Bike ini khusus untuk mereka, dan yang kedua khusus domisili Yogyakarta," ungkapnya.

Terbang ke Inggris

Kesuksesan Triyono mengembangkan Difa Bike ini membawanya terbang ke Inggris.

Ya, Triyono mendapatkan undangan menjadi pembicara dalam program Developing Inclusive and Creative Economics (DICE) di London pada bulan Juni 2019 lalu.

"Tahun kemarin ke Inggris, selama di sana saya coba semua transportasi umum, dan memang di sana lebih ramah terhadap difabel. Saya coba dari mulai kereta bawah tanah, tengah-tengah, dan di atas tanah, setiap stasiun ada petugas yang membantu para difabel," ujarnya.

Jasa City Tour

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved