Kisah Preman Insyaf, Dulu Maksiat Kini Dirikan Panti Asuhan di Sleman

Prianggono yang dulunya seorang preman kini insyaf. Dulu ia akrab dengan maksiat tapi kini ia sudah sadar, dan sudah merintis panti asuhan di Sleman

Editor: Mona Kriesdinar
KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
Prianggono saat berada di warung Kongsuu, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman 

Prianggono mulai memikirkan masa depan keluarganya.

"Ada titik jenuh juga, terus galau, gelisah akan hidup. Saya itu seorang laki-laki punya istri, nanti ke depanya akan seperti apa kalau seperti ini terus," ungkapnya.

"Alhamdulillah, saya waktu itu belajar sedekah. Awalnya tahun 2009, gara-gara nonton TV tentang sedekah," imbuhnya.
Prianggono pun akhirnya memutuskan untuk memulai hidup baru.

Ia meninggalkan Semarang dan pindah ke Sleman, Yogyakarta.

Di kota ini dia memulai hidup baru bersama istrinya.

Ia kemudian membuka usaha dengan berjualan soto.

Dari sana juga ia kenal dengan komunitas muslim.

Semenjak itulah, Prianggono rajin beribadah.

Hingga ia mempunyai keinginan untuk mendirikan panti asuhan.

"Waktu itu mimpi saya itu saya buat di kos-kosan, di kos saya gambar panti asuhan. Alhamdulillah dalam waktu satu tahun dua bulan terlaksana," ucapnya.

Alasan mendirikan panti asuhan, karena Prianggono ingin bisa bermanfaat bagi orang lain terutama bagi anak-anak yatim dan kaum dhuafa.

Ia pernah mendengar bahwa orang yang mengurus anak yatim akan berdampingan dengan Nabi Muhammad SAW.

Harapanya, ia bisa membayar dosa-dosa yang telah dia buat di masa lalu.

Panti asuhan Panti asuhan dirintisnya tahun 2013.

Saat itu panti masih berlokasi di rumah mertuanya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved