Wabah Virus Corona
Viral Virus Corona Menular dari Kucing dan Anjing, Begini Fakta Sebenarnya
Baru-baru ini, ada sebuah rumor yang menyebabkan kunci dan anjing dibuang oleh pemiliknya. Rumor palsu tersebut mengatakan bahwa kedua hewan tersebut
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Baru-baru ini, ada sebuah rumor yang menyebabkan kunci dan anjing dibuang oleh pemiliknya.
Rumor palsu tersebut mengatakan bahwa kedua hewan tersebut juga bisa menyebarkan virus corona. Peristiwa mengerikan itu terjadi di China.
Masyarakat China membaca rumor palsu yang menyebar di media sosial Weibo.
Rumor tersebut mengatakan bahwa kucing dan anjing bisa menjadi pembawa virus corona dan menyebarkannya ke manusia.

Tentu, di tengah kepanikan seperti ini, masyarakat tak ambil pusing, mereka membuang anjing dan kucing mereka tanpa mengetahui kebenarannya.
Namun, apakah virus corona bisa tersebar dari dua hewan itu? Berikut penjelasannya.
Melansir artikel Kompas.com berjudul ‘Bisakah Virus Corona pada Anjing atau Kucing Menular ke Manusia?’, dituliskan bahwa hewan peliharaan seperti anjing dan kucing bisa terkena virus corona.
Namun, mereka tidak akan menularkannya ke manusia.
Riset menunjukkan, banyak hewan rentan terhadap virus corona.
Burung memiliki avian coronavirus dan babi memiliki porcine coronavirus. Sementara, sapi punya bovine coronavirus. Sedangkan kuda mendapatkan equine coronavirus dan anjing dapat terinfeksi canine coronavirus.

Penyakit ini menyebabkan hewan-hewan tersebut memberikan reaksi seperti diare, muntah, dan gangguan usus pada anjing.
Virus ini juga dapat menyebar melalui feses, terutama saat anak anjing makan tinja.
Anjing dapat terinfeksi virus corona yang menyerang pernapasan sehingga membuatnya batuk, bersin hingga menularkan lendir.
Berbeda dengan anjing, virus corona pada kucing biasanya membuat mereka flu dan tampak kurang sehat.
Akan tetapi, virus yang bermutasi pada kucing sekitar 5 sampai 10 persen menyebabkan Peritonitis Feline Infections, penyakit yang hampir selalu berakibat fatal. Biasanya penyakit ini akan menyerang pada anak kucing.
Dr. Niels C. Pedersen dari UC-Davis menjelaskan jika virus corona dapat terjadi jika bertukar gen, misanya pada kucing yang terbentuk dari virus corona babi dan anjing.

Pertukaran gen virus sendiri terjadi ketika virus tersebut menginfeksi hewan yang sama secara bersamaan.
Dilansir kompas.com dari The Mercury News, infeksi dari beberapa hewan mungkin dapat terjadi jika berbagi reseptor yang serupa berada di permukaan sel.
Namun, menurut Peter Daszak, presiden EcoHealth Alliance yang mendalami asal-usul virus menjelaskan jika virus hewat dapat berikatan dengan reseptor sel manusia. Oleh karena itu terkadang dapat membuat tubuh manusia sakit.
Hal tersebut bisa jadi merupakan penyebab wabah saat ini. Tubuh manusia berbagi reseptor sel yang sama dengan kelelawar, sosok pembawa virus baru.
Rumor palsu tersebut diduga berasal dari pernyataan seorang dokter di China. Sayangnya, beberapa media memelintir kata-katanya.
Insiden mengejutkan itu juga dipicu setelah Dr Li Lanjuan di TV pemerintah China mengatakan, "Jika hewan peliharaan bersentuhan dengan pasien yang dicurigai, mereka harus dikarantina."
Namun, outlet media lokal kemudian dilaporkan mengubah kata-katanya menjadi "kucing dan anjing dapat menyebarkan virus corona“.
Rumor palsu menyebar dengan cepat setelah ada unggahan di platform media sosial Weibo. Weibo sendiri merupakan media sosial khusus untuk orang-orang China.
Sebagai upaya untuk mengakhiri rumor-rumor palsu, China Global Television Network memposting kutipan dari World Health Organization (WHO).

"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan peliharaan seperti kucing dan anjing dapat tertular virus corona baru, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Rabu,” ujarnya.
"Kami berharap polisi dapat menemukan pengedar hoax secepat mungkin,” ungkap Keith Guo, Petugas pers PETA Asia untuk Tiongkok.
"Faktanya, itu adalah pabrik peternakan yang kotor, rumah jagal, dan pasar daging yang mengancam kesehatan setiap manusia di planet ini dengan menyediakan tempat berkembang biak bagi penyakit mematikan seperti coronavirus, SARS, flu burung, dan banyak lagi," tambahnya.
Para pemilik anjing di China bergegas untuk membeli masker wajah untuk anjing karena para ahli memperingatkan hewan peliharaan juga bisa menangkap virus mematikan itu.

Seorang penjual online dari Beijing banyak menyediakan masker khusus untuk hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.
Zhou Tianxiao mulai menjual masker khusus untuk anjing pada 2018 untuk membantu melindungi mereka dari polusi udara.
Tetapi sejak wabah baru yang mematikan, dia telah beralih dari menjual 150 masker sebulan menjadi setidaknya 50 masker sehari.
Sementara, jumlah korban tewas telah mencapai 565 kasus dengan hampir 28.262 orang terinfeksi dan kini WHO menyebut sebagai darurat kesehatan global.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )