UPDATE Wabah Virus Corona, Alasan WHO Umumkan Status Darurat Dunia

Badan Kesehatan Dunia ( WHO) mengumumkan status darurat dunia atas wabah virus corona yang sudah membunuh 212 orang di China.

Editor: Iwan Al Khasni
isanddata.maps.arcgis.com
Peta Penyebaran Corona Virus 

UPDATE Wabah Virus Corona, Alasan WHO Umumkan Status Darurat Dunia

TRIBUNjogja.com --- Badan Kesehatan Dunia ( WHO) mengumumkan status darurat dunia atas wabah virus corona yang sudah membunuh 212 orang di China.

Dalam konferensi pers, Sekretaris Jenderal Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, kasus infeksi di luar China jadi pertimbangan status itu diumumkan.

Hingga saat ini, angka penularan virus corona sudah mencapai 98 orang di 18 negara, dengan belum ada korban meninggal yang dilaporkan.

Jumlah itu termasuk delapan kasus penularan dari manusia ke manusia, yang ditemukan di Amerika Serikat (AS), Vietnam, Jepang, dan Jerman.

Sementara di China, patogen dengan kode 2019-nCov itu sudah membunuh 212 orang, dengan kasus infeksi sudah mencapai lebih dari 7.700 orang.

"Alasan utama status darurat dunia ini diumumkan bukan karena apa yang terjadi di dunia. Namun apa yang tengah berlangsung di dunia," ujar Tedros.

Dia menerangkan bahwa virus China itu adalah "wabah tak terduga" yang harus ditangani juga secara "tak terduga" untuk membendungnya.

Dilansir BBC Kamis (30/1/2020), perhatian utama WHO adalah virus tersebut bisa menular hingga ke negara dengan sistem kesehatan lemah.

"Biarkan saya menekankannya. Pengumuman ini bukanlah bentuk ketidakpercayaan terhadap China," kata Tedros seraya memuji upaya Beijing menghentikan penyebarannya.

Otoritas Negeri "Panda" dilaporkan melakukan berbagai langkah pencegahan untuk memerangi virus corona yang pertama kali tercatat pada Desember 2019 lalu.

virus corona
virus corona (bbc.co.uk)

Di antaranya menutup Pasar Seafood Huanan di Wuhan, tempat penjualan hewan liar yang disebut menjadi asal penyebaran virus China.

Selain itu, mereka juga membangun fasilitas medis secara cepat yang bisa digunakan pada pekan ini, dan bisa menampung hingga 1.000 pasien.

"Inilah waktunya untuk fakta, bukan ketakutan. Inilah waktunya bagi ilmu pengetahuan, bukan rumor. Saatnya tiba bagi solidaritas, bukan stigma," tegasnya dikutip Sky News.

Status darurat dunia itu diumumkan WHO merujuk kepada peristiwa kesehatan luar biasa yang mengancam negara-negara karena penularannya.

Sejauh ini, badan kesehatan internasional sudah mendeklarasikan lima kasus darurat. Termasuk Ebola pada 2014 dan 2019, serta virus Zika.

Sejumlah negara seperti AS, Perancis, hingga Jepang sudah mengumumkan evakuasi terhadap warganya dari Wuhan, di mana kota itu kini ditutup demi menghindari infeksi lanjutan. 

Wabah virus corona yang bermula di Wuhan, China membuat dunia waspada. Sebelumnya negeri Tirai Bambu tersebut juga pernah diserang wabah SARS pada 2002-2003 silam.
SARS atau Severe Acute Respiratory Syndrome merupakan sindrom pernapasan akut parah.

Gejala SARS dimulai dari demam, suhu badan mencapai 38 derajat Celsius, batuk-batuk kering, sesak napas, dan pernah kontak dengan penderita dari negara yang ada kasus SARS. Dikutip dari Harian Kompas, 3 Januari 2004, kasus pertama SARS di dunia tercatat di Guangdong pada November 2002.

Penyakit mirip flu itu menewaskan 349 orang di daratan China. Sejumlah 774 orang meninggal di seluruh dunia. Lebih dari 8.000 orang terinfeksi.

Dikutip CNN, hingga Kamis (30/01/2020) virus corona telah menewaskan 170 orang. Mereka semua berada di China. Dari segi angka, apabila dibandingkan tingkat vatalitas kasus untuk virus corona Wuhan sekitar 2,1 persen, sementara untuk angka kematian SARS yakni 9,6 persen.

Ini juga lebih kecil dari sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), yang memiliki tingkat fatalitas kasus 35 persen.

Namun, perhitungan ini hanya sebatas angka yang dilaporkan. Beberapa ahli khawatir mereka tidak memiliki gambaran akurat tentang jumlah yang terinfeksi di China, karena ada kekurangan alat tes.

Jumlah kasus

Sebagai perbandingan, ada 8.098 kasus SARS yang dikonfirmasi antara November 2002 hingga Juli 2003.

Sedangkan saat ini lebih dari 7.700 orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus corona Wuhan sejak Desember 2019.

Diperlukan waktu kurang dari dua bulan untuk menginfeksi sekitar 75 persen dari jumlah yang terinfeksi oleh SARS selama periode sembilan bulan (November 2002-Juli 2003).

Di China, jumlah kasus dikonfirmasi dari coronavirus Wuhan telah melebihi jumlah yang terinfeksi oleh SARS pada 2002 dan 2003 silam.

Setidaknya 7,711 kasus telah dilaporkan di China daratan hingga saat ini, dibandingkan dengan 5.327 kasus SARS yang dikonfirmasi pada 16 Agustus 2003.

Identifikasi Virus

Salah satu perbedaan terbesar antara SARS dan wabah virus corona Wuhan saat ini adalah seberapa cepat dilaporkan dan seberapa cepat para ilmuan dapat mengidentifikasnya.

China memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia tentang virus baru itu pada 31 Desember 2019. Itu sekitar 3 minggu setelah kasus pertama terdeteksi.

"Hal tersebut sama cepatnya dengan negara maju lain yang mampu mengidentifikasinya," kata Ian Lipkin, seorang profesor epidemologi Universitas Columbia, seperti dikutip dari CNN. Selama SARS, China menyembunyikan penyakit itu. SARS pertama kali dilaporkan kepada publik pada Februari 2003.

Tetapi pada saat itu 5 orang telah meninggal dan 300 lainnya jatuh sakit karena penyakit itu terjadi di provinsi Guangdong, China.

Dari wabah SARS, sekarang China mengetahui perlunya mengurutkan genom (informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme), karena dampaknya sangat besar.
Negara-negara lain dapat mengembangkan tes pada virus sejak dini dan mempelajari virus tersebut.

Beijing dapat mengidentifikasi genom tersebut dan menginformasikan kepada negara lain. Hal itu lebih baik daripada pada 2003 silam, otoritas kesehatan kekurangan pengetahuan tentang virus tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wabah Virus Corona: WHO Umumkan Status Darurat Dunia"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved