Sleman
Dishub Sleman Uji Coba APILL di Simpang Lima UNY
APILL simpang lima UNY ini sudah dibangun sejak Desember 2019 kemarin.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Dinas Perhubungan (Dishub) Sleman melakukan uji coba alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) di simpang lima UNY Karangmalang, Caturtunggal, Depok, Selasa (21/1/2020).
APILL simpang lima UNY ini sudah dibangun sejak Desember 2019 kemarin.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Sleman, Marjanto menjelaskan, pemasangan per unit alat ini dianggarkan dengan biaya sekitar Rp 480 juta.
Meski sudah cukup lama terpasang, traffic light itu tidak langsung difungsikan karena bertepatan masa libur Natal dan Tahun Baru sehingga kepadatan arus lalu lintas masih tinggi.
• Operasional Lalu Lintas di Jembatan GL Zoo Tunggu Tiang Listrik Dipindahkan
Dan untuk pertama kali APILL ini difungsikan untuk mengatur lalu lintas dari lima titik dari arah UNY, Santikara, Colombo, dan Samirono.
Dishub juga akan menambahkan rambu lalu lintas untuk mengantisipasi pengendara agar tidak bingung ketika melewati simpang lima UNY.
"Tanda rambu akan ditempatkan di simpang lima UNY khususnya dari arah barat, belok kiri langsung untuk mengurangi antrean panjang," ujarnya.
Dalam uji coba tersebut, Dishub mengatur lama waktu lampu hijau di simpang lima UNY.
Dari arah barat waktu hijau akan dijadikan sebanyak 45 detik.
Hal tersebut dilakukan karena melihat antrean panjang yang terjadi.
"Kemudian, dari sisi timur waktu hijau menjadi 30 detik, dari simpang Samirono sebelah selatan menjadi 20 detik dan 10 detik, dari simpang utara menjadi 20 detik," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan traffic light tersebut belum dilengkapi teknologi area traffic control system (ATCS).
• 5 Tahap Mudah Tutorial Skincare Morning Routine, Jaga Kulit Wajah Agar Sehat Sedari Pagi
ATCS sendiri akan memudahkan petugas dalam memonitor APILL dari jarak jauh termasuk mengatur ulang siklus, dan kerusakan alat.
Rencananya, ATCS baru akan diadakan tahun ini.
Sementara itu, Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dishub Sleman Bambang Sumedi Laksono menambahkan bahwa ATCS rencana akan dipasang di simpang UNY pada bulan Februari atau Maret.
Dan kini masih dalam tahap tender pengadaan hardware dan software ATCS dengan anggaran sekitar Rp 600 juta.
Ia menekankan bahwa jenis ATCS yang dipasang bukan sekedar sistem yang biasa, melainkan yang full responsif.
Pirantinya antara lain CCTV, dan antena untuk ditempatkan pada masing-masing kaki simpang.
Adapun salah satu kebihan sistem ini dapat dimonitor melalui ponsel.
Ia memaparkan bahwa ke depan, APILL simpang UNY juga akan dilengkapi sensor untuk menginformasikan kepada pengguna jalan yang melanggar marka stop line.
• Polres Sleman Akan Rekayasa Fase Lampu Rambu Lalu Lintas untuk Urai Kemacetan
Seperti yang sudah terpasang di simpang Colombo.
Sesuai persyaratan, dipasangnya APILL di simpang UNY karena beberapa faktor.
Seperti jumlah rata-rata kendaraan yang melintas selama 8 jam minimal 750 unit, dan pejalan kaki 175 orang.
Di samping itu juga dipertimbangkan dari penghitungan tundaan melebihi 30 detik, serta angka kecelakaan selama satu tahun lebih dari lima kejadian.
Sedangkan terkait pengoperasian APILL, Bambang menjelaskan bahwa sesuai UU Nomer 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, uji coba akan dilakukan selama kurun waktu 30 hari.
Masa uji coba itu hanya untuk evaluasi, dan belum punya kekuatan hukum tetap.
Artinya selama 30 hari, polisi tidak menerapkan tilang terhadap pengguna jalan yang melanggar traffic light tersebut.
• Operasi Zebra Progo 2019 : Polresta Yogyakarta Catat Kenaikan Tingkat Pelanggaran Lalu Lintas
"Kurun 30 hari itu benar-benar untuk evaluasi apakah pengaturan APILL sesuai norma atau tidak, sekaligus masa sosialisasi ke masyarakat," ungkapnya.
Salah seorang pengguna jalan, Haryanto (28) warga Wirobrajan mengatakan sempat kaget ada traffic light di simpang UNY, namun setelah itu ia mengatakan bahwa itu adalah langkah yang tepat.
"Bagus, lebih teratur, karena di sini pada dan sering ada kecelakaan," ujar pria yang berprofesi sebagai sopir ojek online ini.
Menurutnya, traffic light bisa mendisiplinkan pengendara jalan.
Menurutnya di jalan orang akan emosi dan egois, apalagi jika terburu-buru.
"Jadi pengendara jadi lebih teratur. Kita harus menghormati sesama pengguna jalan. Karena yang berkendara tidak kita saja. Lebih baik macet dikit dari pada kecelakaan," ungkapnya. (TRIBUNJOGJA.COM)