Level Bahaya Naik, Sebanyak 6.000 Orang di Sekitar Gunungapi Taal Dievakuasi
Gunungapi Taal meletus dan mengeluarkan material vulkanik di Batangas, Filipina, Minggu (12/1). Akibatnya, 6.000 orang dievakuasi
Wisatawan lokal mengamankan diri dengan memakai payung akibat abu vulkanik yang terus turun akibat erupsi.
"Langit menjadi merah kecoklatan dan kita bisa mendengar butiran debu bercampur kerikil jatuh di atas atap," kata Lawrence Ramos, warga Dasmarinas City, Provinsi Cavite yang berjarak sekitar 30 kilometer dari gunungapi.
Debu vulkanik tersebut juga menyelimuti Silang dan Amadeo di Cavite dan Calamba, Santa Rosa dan San Pedro City di Provinsi Laguna.
Sejumlah sekolah di regional Calabarzon, Luson Tengah dan Metro Manila diliburkan demi alasan keselamatan.
Kenaikan Level Bahaya
Minggu (12/1) Phivolcs menaikkan status menjadi bahaya dari level dua ke level tiga dengan indikasi adanya intrusi kenaikan level dari dapur magma yang signifikan.
Level 5 adalah yang paling tinggi dan mengindikasikan bahwa erupsi terjadi.
Dalam perkembangannya, Phivolcs mengeluarkan pernyataan bahwa erupsi bisa berlangsung selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu.

Phivolcs memperingatkan masyarakat untuk menjauh dari Pulau Gunungapi yang berlokasi di tengah danau tempat gunung berapi itu berada.
Direktur Phivolcs, Renato Solidum, mengatakan gunung berapi itu telah menunjukkan aktivitas seismik tingkat sedang hingga tinggi sejak Maret tahun lalu.
Pada hari Minggu, Phivolcs mencatat tiga gempa bumi, yang pertama pada jam 7:35 pagi diikuti oleh dua lagi pada jam 10:43 pagi dan 2.00 dini hari waktu setempat.
Aktivitas seismik, atau serangkaian peristiwa seismik di daerah itu terjadi dalam waktu singkat, dimulai sekitar pukul 11.00 pagi waktu setempat dan berlanjut selama beberapa jam.
Pukul 01.00 dini hari terjadi letusan freatik yang disebabkan oleh aktivitas hidrotermal dimulai di kawah utama Taal yang memuntahkan abu dan uap yang naik setinggi 100 meter.
Allan Loza, seorang spesialis penelitian sains di Phivolcs, mengatakan bahwa ledakan freatik secara historis terjadi sebelum letusan besar.
“Tetapi ada beberapa contoh kasus ketika gejala itu tidak terjadi. Oleh sebab itu kita harus terus memantau," tambahnya.