Sleman
Kantong Lahar di Lereng Merapi dalam Kondisi Siap
BPBD Sleman sendiri telah melakukan pengecekan kantong lahar untuk memastikan kesiapannya ketika sewaktu-waktu terjadi lahar hujan.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menilai kantong-kantong lahar di lereng Merapi dalam kondisi siap.
BPBD Sleman sendiri telah melakukan pengecekan kantong lahar untuk memastikan kesiapannya ketika sewaktu-waktu terjadi lahar hujan.
Kasie Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono, saat dikonfirmasi pada Rabu (8/1/2020) menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pantauan kantong lahar di Sungai Gendol dan Opak.
Kedua sungai ini yang menjadi fokus utama mereka, karena sejauh ini belum ada laporan lahar hujan di sungai-sungai lain.
• Pantau Banjir Lahar Hujan, Pemkab Sleman Kerahkan Relawan
"Sejauh ini yang terpantau dan dilaporkan ada lahar hujan baru di dua sungai itu," jelasnya.
Dalam prosesnya, pantauan dilakukan dari petit Opak atau di kantong lahar paling atas kemudian dilanjutkan ke kantong lahar di sisi bawah secara menyeluruh.
Setelah dilakukan proses pemantauan, Joko mengungkapkan bahwa kantong lahar yang ada saat ini dalam kondisi siap untuk menampung dan mengendalikan lahar hujan.
Meski beberapa hari terakhir kerap terjadi hujan dengan intensistas sedang hingga lebat di puncak Merapi, Joko memastikan bahwa kondisi itu tidak menyebabkan potensi aliran lahar yang dapat membahayakan pemukiman.
"Karena kondisi sungai juga sudah tergolong dalam. Selain itu, jumlah material vulkanik Merapi tidak sebanyak material saat letusan 2010," ungkapnya.
• Empat Sensor EWS di Kaliboyong Rusak, BPBD Sleman Ganti dengan CCTV untuk Pantau Banjir Lahar Dingin
Menurutnya, material lahar yang turun masih di sekitar lima kilometer dari puncak.
Dan material tersebut hanya sebatas mengisi lubang-lubang bekas bekas galian tambang dan belum memenuhi kantong lahar.
"Bahkan di kantong lahar paling atas yakni di bawah petit Opak bekas galian tambang baru terisi sedikit," bebernya.
Namun demikian, ia menilai bahwa potensi bahaya paling besar justru datang untuk penambang pasir.
Ia pun mengimbau agar penambang pasir dapat lebih waspada.
Ketika terjadi hujan deras dengan durasi yang lama di puncak Merapi, penambang diminta menghentikan aktivitasnya dan naik dari sungai.
"Termasuk alat berat juga harus berhenti dan menyingkir dulu," ucapnya.