Buntut Tewasnya Qassem Soleimani, Iran Siapkan 13 Skenario Balas Dendam pada AS

13 Skenario Balas Dendam Iran itu akan membuat bencana bagi Amerika Serikat di Timur Tengah.

Editor: Muhammad Fatoni
Live Sputniknews
Suasana pemakaman akbar almarhum Mayjen Qassem Soleimani, mantan Kepala Pasukan Quds Korps Garda Republik Iran di Kota Ahvas dan Mashhad, Iran, Minggu (5/1/2020) siang waktu setempat. 

TRIBUNJOGJA.COM - Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Ali Shamkhani menyatakan, iran sedang mempertimbangkan 13 Skenario Balas Dendam setelah Qassem Soleimani tewas.

Dia mengklaim, 13 Skenario Balas Dendam Iran itu akan membuat bencana bagi Amerika Serikat di Timur Tengah.

Pemakaman Qassem Soleimani Dibatalkan, 35 Pelayat Meninggal akibat Berdesak-desakan

Ali Shamkhani menyatakan itu seperti diwartakan Al Jazeera Selasa (7/1/2020).

"AS harus tahu bahwa hingga saat ini, 13 Skenario Balas Dendam telah dibahas dalam pertemuan di dewan," ujar Shamkhani.

Dia mengklaim, plot paling kecil yang nantinya disetujui dewan dan dieksekusi Iran bakal mendatangkan bencana bagi AS.

AS Luncurkan 1 Skuadron Bomber Strategis ke Pangkalan Diego Garcia Dekat Iran

Kematian Qassem Soleimani Buat Iran Kembali Jalankan Program Nuklir

Pada Selasa, massa dalam jumlah besar berkumpul di Kerman, kota kelahiran Jenderal Qassem Soleimani, untuk mengikuti proses pemakamannya.

Komandan Garda Revolusi Hossein Salami dikutip AFP menyatakan, kepala Pasukan Quds itu dibunuh AS secara tidak adil.

Dalam prosesi itu, Salami menuturkan bahwa proses untuk "mengusir Washington dari kawasan Timur Tengah" telah dimulai.

"Prinsip kami tegas.

Kami akan memberi tahu musuh kami jika mereka menyerang lagi, kami akan menghancurkan apa yang mereka sayangi," ancamnya.

Bendera merah berkibar di kubah masjid Qom
Bendera merah berkibar di kubah masjid Qom (SputnikNews)

Murid-murid sekolah ikut dalam massa tersebut, dan meneriakkan yel-yel "Matilah Amerika" sepanjang proses pemakaman.

Salah satu pelayat menyatakan, Qassem Soleimani dicintai tak hanya di Iran.

Namun juga dunia, dan menjaga keamanan dunia Muslim, terutama Iran.

Pelayat bernama Sara Khaksar itu berujar, tewasnya jenderal 62 tahun itu telah "memanaskan darah orang-orang Iran".

"Beliau adalah pria hebat yang selalu siap membela baik saat perang atau pun tidak.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved