Internasional

Jenderal Pengganti Qassem Soleimani Ungkap Rencana Aksi Pembalasan terhadap AS

Mayor Jenderal Esmail Ghaani menjanjikan pembalasan setimpal atas pembunuhan Qassem Soleimani.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Gaya Lufityanti
sputniknews.com
Mayor Jenderal Esmail Ghaani 

Ayatollah Ali Khamenei telah memperingatkan pembalasan keras sedang menunggu, dan semua musuh harus tahu jihad melawan AS akan semakin berlipat ganda.

Respon Prancis dan China Atas Kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani

Serangan Terbaru

Perkembangan terbaru setelah pembunuhan Qassem Soleimani, stasiun televisi Aljazeera Sabtu pagi melaporkan serangan udara lanjutan di utara Baghdad, Irak.

Lokasi serangan disebut berada dekat pangkalan militer yang digunakan pasukan Inggris dan Italia.

Menurut wartawan Aljazeera di Baghdad, Osama bin Javaid, menyebut target serangan konvoi kendaraan kelompok Hasd al-Shaabi atau PMU Irak.

Kantor berita Associated Press mengutip sumbernya, merilis ada lima orang tewas akibat serangan pesawat tempur ini. Tidak disebut detail identitas dan latar belakang ketokohannya.

Berita pertama yang dilansir Al Masdar News, Sabtu pagi WIB, jet tempur AS menggempur konvoi kendaraan pengangkut anggota paramiliter Hasd al-Shaabi di jalan raya Taji, Provinsi Salahuddin, Irak.

Serangan udara itu berlangsung Sabtu (4/1/2020) dini hari waktu setempat, atau Sabtu pagi WIB.

Kabar diwartakan situs Al Masdar News dari Beirut, mengutip televis Irak dan Al Sumaria.

Video Detik-detik Rudal Tewaskan Jenderal Iran Qasem Soleimani

Berdasar laporan televisi Irak itu, dua kendaraan hancur, belasan anggota kelompok Hasd al-Shaabi atau Popular Mobilization Unit (PMU) tewas.

Operasi tempur udara ini terjadi 24 jam setelah pesawat nirawak Reaper yang dioperasikan militer AS menghajar kendaraan PMU yang membawa Mayjen Qassem Soleimani di Bandara Baghdad.

Qassem tewas terkena rudal bersama Deputi Komandan PMU Al Mahdi al-Muhandis, serta sejumlah petinggi PMU dan militer Iran.

Pembunuhan atas Qassem ini atas perintah Presiden AS Donald Trump. Iran dan jutaan penduduk Iran, Irak, dan para simpatisannya mengutuk kekejaman Washington ini.

Terkait peristiwa di Taji, belum ada informasi mendetail yang diperoleh media di sana. Termasuk apakah ada tokoh-tokoh penting PMU di konvoi yang diserang tersebut.

Pada perkembangan lain, situasi genting di Irak, Iran, Suriah serta Libya, memaksa Pentagon mengirimkan 4.000 prajurit tambahan ke Timur Tengah.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved