Bantul

Menengok Kiprah Tukang Cukur Tradisional Bantul di Tengah Gempuran Barbershop Modern

Sehari-harinya, sejumlah tukang cukur tradisional memang selalu membuka lapaknya di kawasan Pasar Gethak, tepat di sebelah utaranya.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Azka Ramadhan
Bakal calon bupati Bantul, Dewata Eka Putra, tengah menjajal jasa sekaligus berbincang dengan salah satu tukang cukur tradisional di Pasar Gathak, Bambanglipuro, Bantul, pada Kamis (12/12/2019) siang. 

TRIBUNJOGJA.COM - Masyarakat dewasa ini semakin meninggalkan tukang cukur tradisional, serta memilih untuk beralih menuju barbershop yang lebih modern.

Sederhana, namun tetap jadi sorotan bakal calon Bupati Kabupaten Bantul, Dewata Eka Putra.

Ya, Dewata pun kembali menggulirkan manufernya, selepas turut serta dalam proses penjaringan melalui DPC Partai Gerindra Bantul.

Dirinya menggelar agenda potong rambut cuma-cuma, di komplek Pasar Gathak, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Kamis (12/12/2019).

Kisah Tukang Cukur Tradisional Asal Bantul yang Telah Tekuni Profesinya Selama 30 Tahun

Terang saja, masyarakat pun menyambutnya dengan penuh antusias.

Terdapat tiga tukang cukur tradisional, yang rata-rata sudah berusia lanjut.

Mereka dengan tekun melayani setiap warga, yang meminta untuk dipangkas, atau dirapikan helai-helai rambutnya. 

Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, sehari-harinya, sejumlah tukang cukur tradisional tersebut, memang selalu membuka lapaknya di kawasan Pasar Gethak, tepat di sebelah utaranya.

Tutorial Super Mudah Menghilangkan Kantong Mata

Mereka seakan tak peduli, ketika satu per satu pelanggannya, mulai pindah ke lain hati.

"Ini kan sudah jadi tradisi di Bantul, kan sayang kalau tidak dirawat, dilestarikan. Kita harus mengapresiasi para tukang cukur tradisional, mereka tetap bekerja, walaupun sudah modernisasi penuh, barbershop banyak sekali," katanya.

Seorang tukang cukur tradisional, Marjito (78) pun mengapresiasi langkah Dewata tersebut.

Ia dan rekan-rekan sejawat, merasa mendapat perhatian dari tokoh masyarakat.

Terlebih, profesi yang digelutinya makin tenggelam seiring perkembangan zaman.

Pemkab Bantul Persilakan Pom Mini dan Pengecer BBM Tetap Beroperasi

"Sekarang sudah sepi, sehari yang cukur paling cuma satu, atau dua. Bahkan, pernah seharian tidak ada ya. Jujur saja, saya senang kalau banyak pelanggan lagi seperti ini," ucap lelaki paruh baya itu.

Marjito mengaku sudah menjalani profesi tukang cukur sejak tahun 1978 lalu.

Meski jasa yang ditawarkannya makin sepi peminat, ia menegaskan tetap setia pada jalan hidupnya tersebut.

Usianya yang makin lanjut, tidak mengurangi semangat mencari nafkah.

"Apapun kerjanya, ya saya syukuri, walaupun cuma jadi tukang cukur seperti ini. Tapi, yang penting masih bisa untuk cari makan," tambahnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved