Yogyakarta
Agar JJLS Tak Ambles, Identifikasi Luweng Sangat Penting
Pihak Satuan Kerja (Satker) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) menyebut terus mengidentifikasi keberadaan luweng atau sungai bawah tanah
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Agung Ismiyanto
Sejumlah alat berat tengah digunakan untuk meratakan dan mengepras bukit kapur di proyek pembangunan JJLS ruas Jerukwudel-Baran-Duwet, Girisubo, Gunungkidul, Rabu (27/11/2019).
Dia juga menyebut, kondisi perbukitan karst memang perlu kehati-hatian dalam pengeprasannya.
Hal ini selain rawan longsor juga terkait dengan keselamatan pekerja.
"Total ada 8 gunung yang dikepras untuk kepentingan proyek ini. Semua material dari keprasan ini digunakan untuk menguruk jalan yang akan dibangun," jelasnya.
Jurnalis Tribun Jogja juga berkesempatan untuk melihat proses pengeprasan bukit karst ini.
Sejumlah eskavator nampak sedang memecah batu karst berwarna putih kecoklatan di bukit setinggi 19 meter itu.
Untuk membelah dan mengepras bukit ini memerlukan waktu sekitar 3 hingga empat bulan.
Sementara, beberapa alat berat seperti buldozer nampak meratakan dan mengepres batuan yang sudah dipecah itu. (TRIBUNJOGJA.COM)
Rekomendasi untuk Anda