Bantul
Kemarau Lebih Panjang, Petani Bantul Menuai Untung dari Tanaman Jagung
Saat musim kemarau datang, sebagian petani di Kabupaten Bantul memilih menanam Jagung, sebagai komoditas andalan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Saat musim kemarau datang, sebagian petani di Kabupaten Bantul memilih menanam Jagung, sebagai komoditas andalan.
Tahun ini, musim kemarau lebih panjang.
Alhasil, Petani diuntungkan karena tanaman Jagung panen dengan hasil cukup memuaskan.
"Musim ini hasil panennya bagus. Karena kemarau. Jagung tidak kena hujan, tidak kena jamur. Petani senang," kata Eko Wartono, koordinator lapangan petani Jagung di Manding Bantul, Selasa (26/11/2019).
• Klaten Siap Panen 8.360 Ton Jagung di Bulan November
Eko mengatakan, musim kemarau tahun ini produktivitas Jagung di Kabupaten Bantul cukup baik.
Di area persawahan Manding saja ada sekitar 35 hektar lahan yang ditanami Jagung.
Menurut dia, musim panen tahun ini hasilnya cukup menggembirakan.
Perhektar mampu menghasilkan Jagung sebanyak 10 - 12 ton.
Padahal, musim biasanya cuma 8 ton/hektar.
Apalagi, pada musim ini menurut dia, harga Jagung cukup tinggi, di angka Rp 4 ribu/kilogram.
"Jadi, petani untungnya lebih besar. Jagung tidak kena jamur. Isinya penuh," kata dia.
• Warga Terdampak Proyek SAH Tak Ingin Tanaman Jagung Ditebang
Plt Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul Bambang Pin Erwanta mengatakan, Jagung saat ini memang masih menjadi komoditas andalan para petani di Bumi Projotamansari, selain Padi dan kedelai.
Tak heran, apabila setiap tahun, Bantul cukup tinggi dalam produktivitas Jagung.
Tahun 2019 saja, kata Bambang, produksi Jagung di Bantul ditargetkan menembus angka 30.000 ton.
Angka tersebut optimis bakal terlampaui.