Yogyakarta

Warga Terdampak Proyek SAH Tak Ingin Tanaman Jagung Ditebang

Meskipun, kondisi di lokasi bekas proyek saat ini tak lagi separah beberapa waktu lalu usai proyek ini terhenti.

Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Ari Nugroho
Tribunjogja.com | Yosef Leon Pinsker
Tanaman jagung yang tumbuh subur di sekitar lokasi proyek SAH Supomo Yogyakarta, Sabtu (2/11/2019). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Warga RT 37 dan 38 menunggu penanganan nyata Pemkot Yogyakarta terkait mangkraknya proyek Saluran Air Hujan (SAH) di Jl Babaran, Celeban, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta.

Meskipun, kondisi di lokasi bekas proyek saat ini tak lagi separah beberapa waktu lalu usai proyek ini terhenti.

Pantauan di lokasi bekas proyek di Jl Babaran, Kamis (7/11/2019), arus lalu lintas memang masih tersendat.

Mobil masih tak bisa melintas.

Sementara sepeda motor, harus bergantian melintas terutama di sekitar titik bekas galian lubang SAH yang masih terbuka.

Sedangkan debu di lokasi tak sepekat waktu lalu.

Pohon Jagung Tumbuh Subur di Proyek Saluran Air Hujan Yogyakarta yang Kena OTT KPK

Hal ini karena wilayah tersebut beberapa waktu lalu diguyur hujan.

Selain itu, inisiatif warga yang menanam tanaman jagung di bekas galian SAH ternyata mereduksi debu yang beterbangan.

Tanaman jagung yang kini tumbuh tinggi ini juga menahan longsoran tanah berpasir di sisi lubang bekas galian SAH.

“Beberapa waktu lalu salah satu warga yang menanam tanaman jagung meminta agar tanaman mereka dibiarkan saja, tidak boleh ditebang. Boleh ditebang jika bekas lubang lalu ditutup dan jalan di atasnya diaspal. Kalau tanaman ditebang tapi lubang dibiarkan, warga tidak terima,” kata Ketua RT 37, Imam Sofiyan.

Menurut Sofyan, upaya komunikasi dengan pihak Pemkot Yogyakarta dalam hal ini dinas pekerjaan umum terus dilakukan.

Kabar terakhir dari info yang ia dapat, bekas lubang galian akan ditutup dengan cor.

Sofyan, mengaku sudah mendapat penjelasan dari salah satu petugas pekerjaan umum terkait rencana ini.

“Katanya nunggu cor matang (kering) baru nanti dipakai untuk menutup lubang. Tapi saya kurang tau itu nanti ditutup dengan cor saja atau aspal sekalian. Ya warga inginnya jalan kembali normal saja dan lubang ditutup supaya tidak berbahaya, menimbulkan nyamuk dan debu, perkara proyek mau dilanjutkan tahun depaj silahkan,” katanya.

Forpi Sebut Pemkot Yogya Dilema Soal Proyek Saluran Air Hujan Supomo

Sementara itu salah satu warga di Jl Babaran, Purwanto mengaku masih merugi akibat bekas galian proyek SAH yang masih mangkrak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved