Gunungkidul
Terkena Virus, Warga Gunungkidul Ini Butuh Bantuan
Meskipun sudah mendapatkan bantuan namun, untuk mengasuh Adit masih diperlukan bantuan lainnya berupa popok, makanan bubur, dan juga biaya untuk bolak
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribunjogja Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNJOGJA.COM,GUNUNGKIDUL - Aditya Wahyuendra lahir 16 tahun lalu dengan kondisi normal, namun setelah beberapa bulan dirinya mengalami demam yang cukup tinggi.
Lalu keluarganya melarikan Adit ke rumah sakit yang berada di Wonosari.
Setelah sampai di Rumah Sakit, adit mendapatkan perawatan intensif, seperti mendapatkan infus.
Namun ada yang aneh saat pihak rumah sakit memberikan infus, infus tidak ditancapkan di tangan namun di kepala sebelah kiri.
Bibi Aditya, Rusinem menceritakan kejadian tersebut saat Adit berumur 3 bulan.
• Penyandang Difabel Akibat Gempa Butuh Banyak Adaptasi
Dirinya yang setiap hari merawat Adit mulai dari memandikannya, memberi makan, hingga mengajak Adit bermain.
Saat ditemui Tribunjogja, Rusinem selesai memandikan Adit.
Dirinya menggendong Adit dipangkuannya dengan tubuh bagian bawah ditutupi kain selendang.
Sesekali Adit meronta karena kedatangan tamu yang belum dia kenal.
Saat Adit berteriak suaranya seperti orang yang mendengkur, Rusinem dengan sigap menenangkan Adit.
"Ora disuntik kok (tidak disuntik kok)," kata Rusinem sambil mengelus kepala Adit yang sudah membesar.
Rusinem menceritakan saat ini Adit masih harus bolak-balik ke Rumah sakit setiap tiga bulan sekali untuk kontrol selang yang dipasang di kepala yang difungsikan untuk membuang cairan di kepalanya.
"Katanya dokter, Adit terkena virus, jadi memang tidak bisa dioperasi. Saat lahir itu normal, kalau Adit tidak sakit ya sekarang kelas 1 SMK seperti anak saya yang sepantaran umurnya," jelasnya.
Dirinya menceritakan Adit sangat senang ketika diasuh olehnya.
Saat diasuh Adit sesekali tertawa.
Rusinem mengatakan beberapa bulan lalu Adit sudah mendapatkan bantuan dari bupati Gunungkidul berupa dana yang ia gunakan untuk merehap rumah dan sebagian ia gunakan untuk kebutuhan Adit sehari-hari.
• Balita Tak Punya Anus di Bantul Butuh Uluran Bantuan
"Dapat kursi roda juga sering saya ajak keliling menggunakan kursi roda biasanya setelah mandi dan ia tidak mau turun dari kursi rodanya kalau sudah keliling. Kalau makan bubur instan atau nasi yang diblender," ucapnya.
Meskipun sudah mendapatkan bantuan namun, untuk mengasuh Adit masih diperlukan bantuan lainnya berupa popok, makanan bubur, dan juga biaya untuk bolak-balik ke RS Sardjito.
"Kalau sekali jalan kan juga butuh biaya untuk menyewa mobil sekitar Rp 600-650 ribu, BPJS juga sudah menerima," ucapnya.
Ia mengatakan ayah Adit sudah meninggal dan sekarang ibunya Sakinem yang membiayai Adit seorang diri.
Sakinem bekerja di Jetis, Saptosari setiap harinya berangkat bekerja pada pagi hari dan pulang saat sore hari.
"Setiap harinya ya sama saya," katanya.
Rumah adit bertembok batako belum yang belum dihaluskan permukaannya, sedangkan lantai hanya berupa semen.
Adit tidur di kasur yang tidak menggunakan tempat tidur hanya kasur saja lesehan.
Di atas tempat tidur diberi kain layaknya kelambu untuk menghalau binatang-binatang kecil masuk dan menggigit Adit ketika tidur.
Rusinem mengatakan saat ini membutuhkan bantuan berupa popok, makanan bayi, dan sembako sehari-hari untuk Adit.(TRIBUNJOGJA.COM)