Sleman

Antisipasi Erupsi Gunung Merapi, BPBD Sleman Siapkan Jalur Evakuasi

Gunung Merapi terus menunjukkan aktivitasnya dan pemerintah terus berupaya untuk menyiapkan sistem mitigasi bencana.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM - Gunung Merapi terus menunjukkan aktivitasnya dan pemerintah terus berupaya untuk menyiapkan sistem mitigasi bencana.

Tujuannya adalah menyelamatkan masyarakat sebanyak mungkin saat Gunung Merapi erupsi.

Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono saat diwawancarai Senin (18/11/2019) mengatakan sebagai bentuk mitigasi bencana pihaknya telah menyiapkan jalur evakuasi di Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3.

Pembangunan jalur evakuasi ini adalah bentuk kerja sama BPBD Sleman dengan desa-desa di lereng Merapi.

Begini Penjelasan BPPTKG Terkait Peningkatan Aktivitas Gunung Merapi Hari Ini

Ia menjelaskan pembangunan jalur evakuasi tidak sepenuhnya berasal dari anggaran BPBD Sleman.

Ia mengakui adanya keterbatasan anggaran.

Namun mereka tetap memberikan bantuan dana yang diistilahkan sebagai dana stimulan yang harapannya dapat menanamkan budaya sadar bencana ke masyarakat.

"Di Kalitengah lor, kita membangun jalur evakuasi sepanjang 400 meter, bekerja sama dengan desa. Kita menyediakan dana stimulan, dan dengan keberadaan jalur evakuasi tersebut desa sudah menyiapkan perangkatnya untuk bisa melakukan evakuasi mandiri sesuai SOP jika dalam kondisi darurat," jelasnya.

Erupsi Gunung Merapi, Warga Glagaharjo Sudah Tidak Mudah Panik

Jalur evakuasi lainya berada di desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkrinngan.

Pihaknya kini dalam proses membuat jalur evakuasi dari bungker ke arah petung.

Sementara di Umbulharjo, Cangkringan juga dibuat jalur evakuasi dari kopi Merapi ke Tangkisan dan dari balai desa sampai ke Ngrangkah.

Selain itu membangun jalur evakuasi, untuk kelancaran mitigasi pihaknya juga memasang rambu di jalur evakuasi.

BPPTKG : Letusan Merapi Masih Dapat Terus Terjadi

Rambu tersebut adalah bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), provinsi dan kabupaten Sleman.

"Kami juga bekerjasama dengan relawan dan kelompok jip. Pada saat kondisi darurat, semua kendaraan bisa membantu untuk evakuasi baik evakuasi masyarakat maupun wisatawan," imbuhnya.

Ia menjelaskan, wisata minat khusus lava tour kebanyakan beroperasi di bungker Kali Adem.

Dengan adanya jalur evakuasi di sana maka masyarakat dan wisatawan punya akses jalur penyelamatan.

Pihaknya pun akan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata akan memberikan sosialisasi ke pengelola wisata jip terkait langkah-langkah yang perlu dilakukan jika terjadi bencana.

7 Rekomendasi Minuman Bubble Tea Kekinian di Jogja

"Kita harus menyamakan persepsi bahwa letusan freatik seperti kemarin ini, mereka diharapkan tetap tidak panik. Kalau tidak ada kenaikan status Merapi, maka zona aman berada di luar KRB yang berjarak 3KM dari Merapi. Dan rata-rata wisata di lereng merapi itu berjarak 5KM," jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Wilayah Barat, Dardiri mengatakan bahwa pihaknya telah membekali setiap driver jip dengan HT.

Ia pun mengatakan bahwa setiap ada letusan, driver jip tetap bersikap tenang dan mengajak para wisatawan untuk turun ke tempat yang aman.

"Setiap driver juga dibekali HT, jadi setiap ada aktivitas Merapi kita bisa saling memantau perkembangan," paparnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved