Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir dan Prof. Dr. M. Sardjito Dianugrahi Gelar Pahlawan Nasional
Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir dan Prof. Dr. M. Sardjito Dianugrahi Gelar Pahlawan Nasional
TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah pusat akhirnya menyetujui untuk menganugrahi dua tokoh asal Yogyakarta sebagai pahlawan nasional.
Rencananya, penganugrahan gelar pahlawan nasional ini akan dilaksanakan pada Jumat (8/11/2019) siang ini di Istana Negara.
Dua tokoh asal Yogyakarta yang akan mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional adalah Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir dan Prof. Dr. M. Sardjito.
Penganugrahan gelar pahlawan nasional kepada Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir dan Prof. Dr. M. Sardjito rencananya akan diterima langsung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY Untung Sukaryadi membenarkan jika dua tokoh Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir dan Prof. Dr. M. Sardjito akan dianugerahi gelar pahlawan.
"Iya betul (Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir akan dianugerahi gelar pahlawan nasional), dengan Prof. Dr. Sardjito. Iya dua (tokoh)," ujar Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY Untung Sukaryadi saat dihubungi, Kamis (07/11/2019) malam.
Untung menjelaskan proses pengusulan gelar pahlawan nasional bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai dari masyarakat, lembaga, maupun komunitas.
Didalam proses tersebut, ada data-data yang harus dilengkapi.
"Ada kelengkapan yang harus dilengkapi, data-data perjuangan, lantas ada akademiknya, diseminarkan lokal maupun nasional," ucapnya.
• Operasi Mantap Brata Progo 2018 Pengamanan Pemilu 2019 Berakhir, Polda DIY Tangani 24 Kasus Pemilu
Setelah itu, data-data dikaji oleh tim daerah.
Dari hasil kajian, jika dinilai layak maka akan direkomendasikan ke gubernur.
Dari gubernur, nantinya dilanjutkan ke Kementerian Sosial.
Menurutnya Kementerian Sosial tidak bisa mengeksekusi. Masih harus didaftarkan ke dewan gelar nasional.
Setelah dikaji, lantas diajukan ke presiden. Disampaikanya, salah satu pihak yang mengusulkan Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir mendapat gelar pahlawan nasional adalah dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
"Kalau pengajuanya sudah agak lama, Prof. Dr. Sardjito juga baru dieksekusi tahun ini juga. Yogya itu hebat, hanya 10 gelar pahlawan, dua dari Yogya," urainya.
Undangan penganugerahan lanjutnya sudah diterima.
Rencananya dirinya akan mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan HB X untuk menghadiri penganugerahan gelar pahlawan nasional di istana negara, Jakarta.
Penganugerahan gelar pahlawan akan dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB.
Untung mengaku sangat senang dan bahagia, ada dua tokoh dari Yogyakarta yang pada tahun ini dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Penganugerahan ini semakin menunjukan bahwa di Yogyakarta banyak penjuang-pejuang dalam berdirinya Republik Indonesia.
Jasa Abdul Kahar Mudzakir dan Sardjito Kiai Haji Abdul Kahar Mudzakir lahir di Kotagede, Yogyakarta pada 1908 dan wafat pada 2 Desember 1973.
KH Abdul Kahar Muzakkir sempat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Tak hanya itu, K.H Abdul Kahar Muzakkir juga selaku perintis Universitas Islam Indonesia (UII) dan pernah pula menjadi rektor periode 1948-1960.
Prof. Dr. M. Sardjito lahir merupakan putra dari seorang guru bernama Sajit.
Sardjito lahir pada tanggal 13 Agustus 1889 di Desa Purwodadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Prof. Dr. M. Sardjito wafat pada 5 Mei 1970 di usia 80 tahun.
Prof. Dr. M. Sardjito merupakan perintis serta rektor pertama UGM pada 1950-1961.
Pada masa revolusi kemerdekaan, Sardjito memberikan kontribusi nyata membantu para pejuang kemerdekaan.
Sardjito menciptakan makanan ransum bernama Biskuit Sardjito untuk para tentara pelajar yang sedang berjuang.
Ia juga menciptakan vaksin anti penyakit infeksi untuk Typus, Kolera, Disentri, Staflokoken dan Streptokoken.
Diajukan 2012 Silam
Sebelumnya, bertempat di museum UGM, gagasan pengajuan pahlawan nasional dr Sardjito digaungkan kembali pada Jumat(23/2/2018) lalu.
Museum yang berisi benda-benda bersejarah tokoh-tokoh UGM tersebut ditunjuk sebagai tempat untuk konferensi pers mengajukan Prof Sardjito sebagai pahlawan nasional.
Pada 2012 lalu Prof Sardjito telah diajukan untuk mendapat gelar pahlawan nasional, tetapi saat itu yang diberi gelar pahlawan nasional adalah Bung Karno dan Bung Hatta.
Ada beberapa proses yang harus dilalui untuk mengajukan Prof Sardjito agar mendapat gelar pahlawan nasional.
"Langkah-langkah awal pengusulannya diawali dengan penyusunan naskah-naskah akademik, setelah itu dari naskah tersebut dilakukan seminar regional supaya dapat diterima oleh regional (DIY dan Jawa Tengah). Setelah itu dilakukan seminar nasional, untuk membentuk opini nasional apakah ia layak prof. Sardjito itu menjadi pahlawan nasional," terang Prof Sutaryo saat ditemui di Museum UGM.
• 12 Peristiwa Dahsyat di Alam Semesta Jelang Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Prof Sardjito sendiri dikenal sebagai Bapak Palang Merah Indonesia (PMI).
Ia juga merupakan tokoh farmasi indonesia dengan membuat obat tradisional maupun obat modern.
Ia termasuk dalam kategori pejuang ketika masa perjuangan.
Gagasannya membuat biskuit dengan nasi aking bermanfaat bagi pejuang yang bisa menahan seharian tidak makan.
Tidak hanya di bidang kesehatan tetapi Prof Sardjito juga berperan dalam kebudayaan jawa.
"Di bidang budaya beliau lah tokoh budaya nasional yang mempopulerkan Sendratari Ramayana," terang Prof Taryo.
Untuk pengajuan yang ke dua ini pihak UGM tidak bergerak sendiri, tetapi dibantu dengan pemerintah daerah dan UII.
"Sekarang kami mengulangi proses tersebut dengan dibantu Pemda dan UII karena Sardjito pernah mnjadi rektor UII pada tahun 1963-1970," pungkasnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Tokoh Asal Yogyakarta Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional", .