Pendidikan

Program Sehari Belajar di Luar Kelas, Dorong Wujudkan Sekolah Ramah Anak

Tujuannya tak lain adalah untuk mewujudkan institusi pendidikan dasar di Indonesia sebagai tempat yang nyaman untuk belajar.

Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Ari Nugroho
Istimewa
Rombongan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak saat mengikuti pelaksanaan program Sehari Belajar di Luar Kelas atau Outing Classroom Day (OCD) yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kulonprogo, Kamis (7/11/2019) 

"Semoga kegiatan Ini akan membangkitkan semangat belajar siswa," jelasnya.

Mutholib sepakat program Sehari Belajar di Luar Kelas tidak hanya berhenti hari itu saja melainkan perlu diikuti program lanjutan dengan tujuan memberi motivasi belajar sesuai tagline Madrasah Hebat dan Bermartabat.

Dokter Yetty dari Kementerian Kesehatan juga mengapresiasi kegiatan ini. Dia salut para pelajar MAN 2 Kulonprogo dibiasakan cuci tangan sebelum makan bersama. Sekolah ini pun memiliki program mengelola sampah.

"Semoga dapat dilaksanakan madrasah lain sehingga suasana sekolah semakin sehat dan cantik. Program ini perlu lebih ditingkatkan dan menjadi contoh di wilayah," ujarnya.

Seperti diketahui, anak Indonesia yang berusia di bawah 18 tahun jumlahnya sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia atau 79,6 juta.

Mereka harus mendapatkan hak dan dilindungi dari segala bentuk kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah, agar setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Terpisah, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmavati, dalam sambutan tertulisnya menyampaikan kegiatan Sehari Belajar di Luar Kelas dilaksanakan secara serentak di seluruh dunia pada 7 November 2019.

Sekolah Ramah Anak Sebagai Strategi Pengarusutamaan Hak Anak

Indonesia telah mengikutinya sejak tahun 2017. Setahun kemudian berhasil meraih peringkat terbaik ke-2 di dunia setelah Inggris.

"Jika pada tahun 2018 diikuti oleh 120 negara, maka pada tahun 2019 diikuti oleh 134 negara, termasuk Indonesia," ujarnya.

Kegiatan Sehari Belajar di Luar Kelas tahun 2019 diikuti 22.170 sekolah dan madrasah yang sudah berkomitmen menjadi SRA, berikut sekitar 2,2 juta murid dari semua jenjang pendidikan.

Adapun pelaksanaanya sekitar tiga jam di masing-masing sekolah.

Selama tiga jam tersebut ditanamkan pendidikan karakter di antaranya ditandai dengan salam, senyum dan sapa di sekolah oleh semua warga sekolah, tertib mengantre saat masuk ruang kelas serta tertib bermain dan meminjam buku.

Selain itu, juga ditanamkan mengenai kesehatan, iman dan takwa, gemar membaca, adaptasi perubahan iklim, peduli dan cinta lingkungan, pelestariaan budaya, cinta tanah air maupun sadar bencana.

Banyak sekolah melanjutkan kegiatan Sehari Belajar di Luar Kelas tidak hanya sehari dalam setahun tetapi ada yang seminggu sekali atau sebulan sekali.

Keberhasilan Sekolah Ramah Anak akan mendukung terwujudnya Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) menuju Indonesia Layak Anak (IDOLA) yang diharapkan dapat tercapai pada 2030.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved