Sleman
Iuran BPJS Kesehatan Naik, Warga Sleman Berharap Layanan Jadi Lebih Baik
Kepastian naiknya iuran BPJS Kesehatan hingga 100 persen mengundang respon beragam dari masyarakat, termasuk yang berada di Kabupaten Sleman.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
lihat foto
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kepastian naiknya iuran BPJS Kesehatan hingga 100 persen mengundang respon beragam dari masyarakat, termasuk yang berada di Kabupaten Sleman.
Theresia Librani, ibu rumah tangga yang menetap di Tajem, Maguwoharjo mengaku keberatan atas kenaikan iuran tersebut. Apalagi ia merupakan peserta mandiri.
"Kenaikannya yang sampai 50 persen lumayan memberatkan, apalagi untuk kelas I dan II," ungkap Theresia pada Tribunjogja.com, Senin (04/11/2019).
• Kadinkes Sleman Minta Warga Patuhi Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
Meskipun demikian, ia berharap kenaikan iuran tersebut dibarengi dengan peningkatan layanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan.
Ia terutama berharap ada peningkatan di fasilitas kesehatan.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sarika Dewi, warga Mlati, Sleman.
Wanita yang sehari-harinya berprofesi sebagai dosen ini tidak terlalu mempermasalahkan kenaikan iuran tersebut.
Peserta mandiri BPJS Kesehatan ini mengaku mendapatkan keuntungan dengan layanan BPJS Kesehatan.
Namun, ia tetap berharap adanya peningkatan layanan.
• Pemkab Sleman Tolak Anjuran Kemendagri Pakai Dana Tak Terdunga Talangi Defisit BPJS Kesehatan
"Jadi kalau saya sakit tidak lagi bingung, biaya rawat inap atau rawat jalan pun tanpa biaya," kata Dewi.
Sementara Novi memandang kenaikan iuran BPJS Kesehatan berdasarkan perspektif berbeda.
Menurutnya, kenaikan ini setidaknya dapat membantu BPJS Kesehatan menambal defisit yang signifikan.
Apalagi menurutnya, kesadaran masyarakat untuk rutin membayar iuran tersebut masih kurang.
"Tetapi saya yakin kenaikan iuran ini bisa efektif untuk peningkatan layanan kesehatan," kata karyawan swasta yang menetap di Gamping ini.(TRIBUNJOGJA.COM)
