Yatiman, Warga Lanjut Usia Berkebutuhan Khusus yang Tinggal di Rumah Batu di Kulonprogo
Rumah ini hanya bisa diakses melalui jalan setapak yang berhiaskan susunan batu gamping sebagai dasarnya.
Penulis: Andreas Desca | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Seorang warga lanjut usia asal Dusun Geden, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo hidup dalam sebuah rumah batu di pinggiran bukit Watu Kodok.
Tribunjogja.com yang mendatangi rumahnya, Sabtu (2/11/2019), bahkan cukup mengalami kesulitan untuk mencapainya.
Pasalnya, rumah ini hanya bisa diakses melalui jalan setapak yang berhiaskan susunan batu gamping sebagai dasarnya.
Setelah menyusuri jalanan sejauh lebih kurang 350 meter, akhirnya terlihat sebuah susunan batu gamping yang terletak persis di sisi jalan setapak.
Susunan batu gamping yang beratapkan terpal berwarna biru ini ternyata merupakan rumah tinggal bagi Mbah Yatiman (70), atau yang lebih akrab dipanggil bang Timan, oleh warga setempat.
Tribunjogja.com sempat mengitari rumah batu tersebut dan mendapati bahwa memang kondisi bangunan ini sangat memprihatikan.
Tidak ada sambungan listrik maupun akses air bersih dan juga toilet, bahkan ventilasi pun tidak ada.
Hanya terlihat sebuah pintu dari bambu yang dirangkap dengan terpal rombeng untuk menghalau hembusan angin.
Karena penasaran dan tidak berhasil menemui bang Timan, tribunjogja.com akhirnya mencari warga yang tengah beraktivitas tak jauh dari rumah batu bang Timan tersebut.
Warga tersebut bernama Rubiyo (70) yang kesehariannya memang berkebun di sekitar rumah bang Timan.
Tribunjogja.com sempat dibantu untuk menemui bang Timan ini, namun dirinya enggan untuk menemui dan bercerita mengenai kesehariannya.
Usut punya usut, ternyata menurut keterangan yang berhasil dihimpun, bang Timan mempunyai gangguan kejiwaan.
"Orangnya memang rada kurang, kalau berpakaian pun biasanya jauh dari normal," katanya.
Rubiyo juga menjelaskan mengenai keluarga bang Timan ini.
"Sebenarnya bang Timan memiliki kakak, namun sekarang dia tinggal di kota, tepatnya di daerah Pakualaman," katanya.
Rubiyo pun melanjutkan bahwa bang Timan ini sudah lama hidup sebatang kara.
"Dia (bang Timan) memang tidak memiliki istri maupun anak. Dulunya dia tinggal di bawah situ (sambil menunjuk ke salah satu lokasi di desa Geden), namun akhirnya dia pindah kesini," katanya.
Lanjutnya, bang Timan mulai tinggal disini sejak era kepemimpinan almarhum mantan Presiden Soeharto.
"Jadi ini (rumah batu) disusun dan dirangkai sendiri olehnya. Sudah puluhan tahun disini," katanya.
Rubiyo juga menceritakan bahwa bang Timan sering menanam umbi-umbian untuk dimakan .
"Jadi untuk makan dia sering menanam umbi di sembarang tempat, bahkan di ladang orang pun pernah ditanami walaupun cuma sedikit," tuturnya.
Selain itu, sambung Rubiyo, bang Timan juga sering mengambil makanan di pasar.
"Warga sudah paham dan tidak mempermasalahkannya, ya mau bagaimana lagi kan memang ada kekurangan," tuturnya.
Sampai tribunjogja.com meninggalkan lokasi rumah batu ini, bang Timan masih enggan untuk keluar dari rumah yang ditinggalinya itu.(*)