Pemda DIY Bakal Kembangkan Pusat Pelatihan Olah Raga Arung Jeram
Saat ini PWS menjadi milik Dewan Kota Penrith, yang secara pengelolaannya dilakukan oleh pihak swasta.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Potensi sumber daya alam yang ada di DIY banyak yang tersimpan, satu diantaranya yakni arena arung jeram yang cukup potensial yang ada di Sungai Progo, kawasan Srandakan, Kabupaten Kulon Progo, dan Pesisir Pantai Selatan.
Potensi inilah yang tengah dilirik Pengurus Daerah Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (Pengda PODSI DIY) bersinergi dengan Pengda Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) DIY bersama Pemerintah Daerah (Pemda) DIY, demi mewujudkan rencana pembangunan White Water Stadium atau pusat pelatihan olah raga arung jeram.
"Berharap dapat terwujud, ini kesempatan bagi PODSI dan FAJI untuk menindaklanjutinya ketika sudah ada arahan dari Bapak Gubernur. Dan bukan main-main lagi, terlebih beliau sudah melakukan studi banding ke Australia bersama FAJI DIY dan berencana cek lokasi langsung. Akan dikawal bersama terutama untuk trek slalom," ujar Ketua Umum Pengda PODSI DIY terpilih periode 2019-2023 Sumantoyo, Selasa (29/10/2019) kemarin.
Lebih lanjut, ketika DIY akan memiliki venue tersebut tentu diharapkan dapat menarik wisatawan. Terlebih lokasinya dekat dengan bandara baru Yogyakarta.
Di sisi lain, pihaknya dapat mengadakan event olahraga seperti slalom dan lainnya, guna memajukan olahraga dayung maupun arung jeram di DIY.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengda FAJI DIY Mulhendra juga mengatakan, bahwa pada 5-9 Oktober 2019 lalu dirinya bersama GKR Mangkubumi, Kepala Bapeda DIY Budi Wibowo, dan Kepala DPPM DIY Arif Hidayat berkesempatan mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam melakukan kegiatan kunjungan ke Penrith Whitewater Stadium, Sidney, Australia.
Dalam kegiatan tersebut dilakukan untuk studi lapangan rencana pembangunan Whitewater Stadium di Yogyakarta yang diperkirakan akan menelan biaya Rp 50-60 miliar.
"Dalam kunjungan yang juga dibantu oleh Konjen Indonesia di Sydney ini, kami melakukan survei langsung ke Stadion Penrith Whitewater Stadium (PWS). Berjarak 78 km atau 1 jam 30 menit dari Sydney CBD, PWS juga merupakan stadion buatan yang sudah memiliki standar Olimpiade. Kedatangan kami di sana disambut langsung oleh Jack Hodge selaku Manajer dari Penrith Whitewater Stadium," jelas Mulhendra.
Dikemukakannya, PWS dibangun sebagai salah satu venue untuk kompetisi kegiatan canoe/kayak pada Olimpiade Sydney Tahun 2000. Adapun pembangunannya merupakan 'joint ventura' antara Dewan Kota Penrith, International Canoe Federation, dan Otoritas Koordinasi Olimpiade.
Saat ini PWS menjadi milik Dewan Kota Penrith, yang secara pengelolaannya dilakukan oleh pihak swasta.
PWS menggunakan air yang ditarik dari sungai dengan menggunakan 6 pompa berdaya 300 kw.
Setiap pompa mengirimkan 2.800 liter air per detik ke bagian puncak lokasi arung.
Sekadar informasi, terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan di PWS tersebut. Di antaranya, untuk arung jeram (whitewater rafting), kayak (kayaking), latihan penyelamatan ketika air deras (swiftwater rescue training), hingga menjadi venue untuk kompetisi slalom, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
"Dari hasil kunjungan tersebut, Bapak Sri Sultan Hamengku Buwono X mengharapkan kita dapat melakukan langkah-langkah lebih lanjut mengenai pembangunan Whitewater Stadium di Yogyakarta," kata dia.
Dua rencana untuk sistem pengairan, yakni pengairan tanpa pompa maupun dengan menggunakan pompa.