Yogyakarta
AirNav Siap Layani Bandara YIA dengan Navigasi Berbasis Satelit
Menara air traffic control (ATC) sudah siap memandu berapapun pesawat yang beraktivitas di bandara baru tersebut.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Air Navigation Indonesia (AirNav) menyatakan sistem navigasi pesawat di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo sudah siap beroperasi secara penuh.
Menara air traffic control (ATC) sudah siap memandu berapapun pesawat yang beraktivitas di bandara baru tersebut.
Saat ini, bangunan menara ATC setinggi 48,5 meter dalam delapan lantai sudah menjulang meski gedung penunjang administrasinya masih dalam proses penyempurnaan interior. Menara itu sudah beroperasi normal sejak penerbangan pertama berlangsung di Bandara YIA pada Mei 2019 lalu.
"Secara operasional, kami siap melayani navigasi penerbangan di YIA. Ini sudah full operation melayani penerbangan di YIA walaupun bangunan penunjang masih tahap penyelesaian,"jelas Corporate Secretary AirANav Indonesia, Novy Pantaryanto saat meninjau lokasi, Rabu (16/10/2019).
• Warga Terdampak Proyek Jalur Kereta Bandara YIA Inginkan Program Relokasi
Sejauh ini, AirNav sudah melayani 26 pergerakan pesawat tinggal landas maupun mendarat (take off dan landing) sesuai jumlah yang dilayani pengelola Bandara YIA. Penerbangan itu melayani rute domsetik ke beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Medan, Pontianak, Sulawesi, dan Denpasar.
Dalam hal ini, menara ATC YIA menjadi aerodrome control tower (ADC) dengan sejumlah peralatan terbaru yang canggih dan serba digital berbasis satelit atau performance based navigation (PBN). Termasuk di dalamnya AFTN (Aeronautical Fixed Telecommunication Network), VSAT (Very Small Apperture Terminal), serta perangkat AWOS (Automated Weather Observation System) untuk pantauan informasi cuaca secara real time. Termasuk, arah dan kecepatan angin, tekanan di permukaan landasan pacu, jarak pandang, dan lainnya.
Personel ATC bekerja dalam dua shift per hari dengan masing-masing ada 6 personel. Yakni, executive controller dan nautical reporting officer beserta asisten dan satu supervisor. Perlahan juga akan dilengkapi tim suppor seperti teknisi dan lainnya. Sekarang ini operasional masih di bawah kendali AirNav Cabang Yogyakarta.
"Menara ini sangat representatif dan berkelas internasional. Akhir tahun jika dibutuhkan kami juga siap untuk menghadapi peak season dengan lebih banyak penambahan jadwal penerbangan. SDM bisa diatur dengan baik,"imbuh Novy.
AirNav Indonesia dalam hal ini mengucurkan dana hingga Rp100 miliar untuk pengadaan peralatan dan bangunan dengan Rp68 miliar di antaranya khusus untuk pembangunan menara ATC. Menara tersebut diklaim telah didesain untuk tahan guncangan gempa hingga Manitudo 9 dan AirNav telah mengkaji metode keselamatan personel sebagai rencana kontijensi jika sewaktu-waktu bencana datang.
• PT KAI Daop 6 Yogyakarta Sudah Siapkan Empat Rangkaian KA Bandara, Hubungkan YIA dan Adi Sumarmo
"Kami sudah mempersiapkan dan mengkajinya dengan model yang tepat demi keselamatan personel,"kata Novy.
Sekadar informasi, arah terbang pesawat di Bandara YIA diarahkan pada checkpoint baru berkode GUDEG pada jarak 30 nautical mile (mil laut) di ke arah selatan, tepatnya di atas laut selatan dengan ketinggian 8.000 kaki. Prosedur ini berlaku untuk proses take off maupun landing sesuai instumen flight procedure (IFP) yang telah disusun AirNav Indonesia.
Pesawat yang baru saja lepas landas dari YIA juga akan dipandu menuju titik itu sebelum menempuh rutenya ke tujuan, Untuk landing dan take off tidak diarahkan ke sisi utara karena terdapat deretan Perbukitan Menoreh dengan kontur area tidak merata sehiingga berpotensi menimbulkan hazard (gangguan) untuk operasi pesawat yang terbang rendah.
Hal itu sekaligus juga menjadi bentuk pemisahan dengan jalur terbang pesawat dari Adisucipto maupun jalur penerbangan aktif dari pesawat militer TNI AU. Dengan begitu, sekalipun ada pesawat di YIA maupun Adisucipto terbang landas dalam waktu yang sama, mereka tidak akan saling bersinggungan di angkasa.
General Manager PT Angkasa Pura I Yogyakarta, Agus Pandu Purnama mengatakan, pembangunan terus dikebut untuk mengejar target perampungan di Desember 2019 dalam menghadapi momen Nataru dengan penerbangan rute domestik. Desember ini lantai 3 terminal direncanakan selesai dibangun sehingga operasional penerbangan domestik bisa dipindahkan ke sana
"Targetnya Desember harus selesai karena untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru,"kata Pandu.