Kulon Progo
PDIP Dominasi Struktur Alkap DPRD Kulon Progo
Alat kelengkapan (alkap) DPRD Kulon Progo untuk periode 2019-2024 akhirnya terbentuk, Jumat (11/10/2019) lalu.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Alat kelengkapan (alkap) DPRD Kulon Progo untuk periode 2019-2024 akhirnya terbentuk, Jumat (11/10/2019) lalu.
PDI Perjuangan seperti telah diprediksi akhirnya memang mendominasi struktur alkap tersebut.
Partai berlambang kepala banteng itu mendudukan enam dari 12 anggota fraksinya sebagai unsur pimpinan alkap. Baik di badan anggaran, badan kehormatan, badan pembentukan peraturan daerah, badan musyawarah, hingga komisi-komisi.
Adapun partai-partai lain seperti PAN hanya tiga orang, Gerindra dan PKB dua orang, serta PKS dan Golkar masing-masing satu orang.
• Ini Janji-Janji Pimpinan DPRD Kulon Progo yang Baru Dilantik
Tiga pimpinan utama DPRD Kulon Progo periode tersebut secara otomatis juga menjadi pimpinan Badan Anggaran dan Badan Musyawarah.
Yakni, Ketua Akhid Nuryati dari PDIP, Wakil Ketua I Ponimin Budi Hartono dari PAN, dan Lajiyo Yok Mulyono dari Gerindra.
Ponimin mengaku tak mempermasalahkan dominasi partai berlambang banteng itu dalam struktur alkap.
Ia menyadari bahwa PDIP memang partai pemenang Pemilu dan punya anggota fraksi berjumlah terbanyak di DPRD.
"Jumlah anggota fraksinya terbanyak. Mau tidak mau yang jadi pimpinan alkap juga banyak," kata Ponimin, Minggu (13/10/2019).
Hal terpenting yang perlu jadi fokus saat ini menurutnya implementasi tugas para pimpinan alkap tersebut sehingga dihasilkan kinerja yang baik.
Semangat kebersamaan harus dikedepankan secara proporsional dengan tetap menjaga profesionalitas.
• 3 Sosok Lama Kembali Isi Pucuk Pimpinan DPRD Kulon Progo
Sementara itu, Akhid Nuryati mengatakan dominasi partainya dalam struktur alkap bukan semata karena jadi pemenang Pemilu.
Melainkan, lebih ke penentuan susunan alkap yang sejak awal menggunakan prinsip proporsional dan profesional.
Ia mencontohkan Komisi IV yang kini dipimpin Istana, koleganya dari PDIP.
Pemilihan sosok tersebut menurut Akhir karena Istana punya latar belakang yang sesuai dengan bidang ketugasan komisi tersebut.