Pengantin Baru Ditemukan Tewas di Dalam Kamar Tertimbun Tanah Longsor

Sepasang pengantin baru tewas tertimbun longsor yang terjadi di Cianjur. Longsor terjadi di Kampung Cirawa, RT 01/11, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber

Editor: Iwan Al Khasni
IST
Dua orang korban tewas yang tertimbun longsor di Kampung Rawa, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur sudah ditemukan petugas TNI, Polri, Pol PP, dan warga yang membantu proses evakuasi, Selasa (8/10/2019). 

Jenazah pasangan suami istri Hendrik (21) dan Siti (19) yang tewas tertimbun longsor berhasil dievakuasi tim gabungan, Selasa malam menjelang pukul 22.00 WIB.

"Korban yang tertimbun longsor telah berhasil di evakuasi," ujar Camat Cibeber, Ali Akbar, melalui sambungan telepon.

Ia mengatakan, pada saat ini posisi jenazah telah sampai di Puskesmas Cibeber.

"Proses selanjutnya menunggu pemeriksaan dari kepolisian dan proses lebih lanjut," kata Ali.

PVMBG Sempat Ingatkan Warga, Waspada Bencana Longsor

Menyikapi musim hujan yang diprediksi BMKG akan mulai terjadi pada November ini, Pusat Vulkanologi san Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) mengingatkan masyarakat untuk waspada karena hujan tersebut bisa mengakibatkan adanya potensi bencana banjir dan longsor.

Kepala PVMBG, Kasbani mengatakan, hampir seluruh daerah di Jawa Barat dari barat hingga selatan rentan bencana longsor.

"Sekarang memang belum masuk musim hujan, tetapi upaya mitigasi perlu dilakukan, sebab semua daerah di Jawa Barat sering longsor,"

"Persiapan mitigasi, salah satunya sosialisasi kepada masyarakat dan stakeholder perlu di lakukan dan penting untuk membantu memahami potensi-potensi adanya bencana," ujarnya saat ditemui di sela kegiatan FGD Gerakan Tanah 2019 PVMBG di Auditorium Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (2/10/2019).

Menurutnya, berdasarkan data yang dikeluarkan PVMBG per Oktober 2019, seluruh daerah di Jawa Barat memiliki potensi gerakan tanah yang masuk ke dalam kategori menengah hingga tinggi.

Untuk kategori menengah, lanjutnya gerakan tanah berpotensi terjadi apabila curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Sementara untuk kategori potensi tinggi, gerakan tanah dapat terjadi apabila curah hujan yang turun berada di atas normal.

Selain itu, gerakan tanah lama seperti misalnya longsor di masa lalu dapat berpotensi terulang kembali. Sehingga, gerakan tanah di suatu daerah dapat disebabkan oleh faktor penyebab maupun pemicu.

"Kalau penyebab sudah bawaan, karena kondisi geologisnya demikian. Seperti kondisi kelerengan, kondisi perairan, dan sebagainya. Untuk peyebab pemicu, hal yang memengaruhi di antaranya adalah curah hujan tinggi, gempa bumi, hingga faktor lain seperti erupsi. Tapi yang paling banyak menjadi penyebab adalah curah hujan," ucapnya.

Kasbani menjelaskan, daerah yang pada saat kemarau mengalami kekeringan hingga menimbulkan keretakan pada tanah, berpotensi mengalami gerakan tanah ketika hujan turun. Untuk itu, masyarakat diminta melakukan antisipasi sebelum musim penghujan tiba.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved