Penyebab Diare Pada Anak dan Cara Pencegahannya
Penyakit diare bisa menyerang siapa saja. Diare terjadi ketika buang air besar dengan frekuensi tinggi, sulit ditahan, disertai tinja yang lembek.
Penulis: Dwi Latifatul Fajri | Editor: Yoseph Hary W
Berikut ini ulasan mengenai penyebab diare pada anak dan cara mengatasinya.
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Dwi Latifatul Fajri
TRIBUNJOGJA.COM - Penyakit diare bisa menyerang siapa saja. Diare terjadi ketika buang air besar dengan frekuensi tinggi, sulit ditahan, disertai tinja yang lembek dan berair.
Penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya. Gangguan normal pencernaan ini berlangsung selama satu sampai dua hari.
Diare dapat ditangani ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan dan anak mudah mengalami dehidrasi.
• Tips Agar Tetap Fit Menghadapi Musim Pancaroba
Berikut penyebab umum anak menderita diare, dikutip dari Nakita.id :
1. Anak diare perlu menghindari susu
Penyebab anak diare bisa terjadi karena alergi susu sapi. Ditandai dengan tinja berlendir serta berdarah yang dapat muncul setelah meminum susu sapi dan sudah dibuktikan tidak terdapat infeksi bakteri.
Selain itu, diare ditandai dengan perut kembung, ruam popok, dan tinja asam yang dianjurkan untuk mengganti susu sesuai dengan kondisi masing-masing.
Jika penyebabnya bukan susu, maka pemberian susu dibolehkan untuk nutrisi anak.
2. Anak diare perlu puasa dan cukup minum air saja
Menangani diare pda anak dengan memberikan air putih saja merupakan kesalahan. Anak akan mengalami gangguan keseimbangan karena kekurangan cairan elektrolit dan gizi.
Hal ini berdampak pada kondisi diarenya. Orang tua perlu memberi makan dan minum seperti biasa, dengan porsi yang lebih kecil serta memberikan oralit untuk anak diare.
3. Saat anak diare ganti susu anak dengan susu bebas laktosa
Kesalahan menangani diare adalah mengganti susu anak bebas laktosa, padahal anak tidak menunjukkan alergi susu laktosa.