Kota Magelang

Wakil Wali Kota Magelang: Sistem Sanitasi Dibangun dengan Baik

Pemkot Magelang menilai perlu ada upaya peningkatan penyadaran terhadap warganya dalam membangun sistem sanitasi yang baik.

Editor: Ari Nugroho
istimewa
Wakil Walikota Magelang, Windarti Agustina usai membuka acara temu warga tindakan sadar bersanitasi air minum dan budaya PHBS di Aula Kantor Kelurahan Rejowinangun Utara, Magelang Tengah bekerja sama dengan Urban Water Sanitation and Hygiene Plus (IUWASH Plus) Regional Jawa Tengah, Rabu (2/10/2019), mengatakan, jika pemerintah hanya memberikan dorongan untuk mewujudkan 100-0-100 hingga akhir 2019 mendatang. 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANGPemkot Magelang menilai perlu ada upaya peningkatan penyadaran terhadap warganya dalam membangun sistem sanitasi yang baik.

Sebab sampai saat ini belum semua warga punya kesadaran untuk membuat sistem sanitasi sesuai standar dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Wakil Wali Kota Magelang, Windarti Agustina usai membuka acara temu warga tindakan sadar bersanitasi air minum dan budaya PHBS di Aula Kantor Kelurahan Rejowinangun Utara, Magelang Tengah bekerja sama dengan Urban Water Sanitation and Hygiene Plus (IUWASH Plus) Regional Jawa Tengah, Rabu (2/10/2019), mengatakan, jika pemerintah hanya memberikan dorongan untuk mewujudkan 100-0-100 hingga akhir 2019 mendatang.

Pola 100-0-100 yang dimaksud adalah 100 persen akses air bersih, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen akses sanitasi.

76 ASN pemkot Magelang Naik Pangkat

"Pemkot Magelang menggandeng perusahaan luar negeri, dalam negeri, berbagai sektor, dan semua masyarakat untuk mewujudkan 100-0-100 ini. Terlebih lagi, program ini sebenarnya sudah tertuang dalam RPJMD 2016-2021," kata Windarti.

Menurutnya, program sebaik apapun, tidak akan sesuai harapan tanpa peran serta dari masyarakat.

Termasuk 100-0-100, katanya, besar upaya justru berasal dari masyarakat itu sendiri.

"Kita membutuhkan partisipasi dari masyarakat. Termasuk menggandeng IUWASH Plus juga dalam rangka memberikan pemberdayaan kepada masyarakat, tentang kawasan kumuh, sanitasi, air minum, dan lain sebagainya,” tandasnya.

Ia menjelaskan, Kota Magelang mengalami perkembangan pesat sejak beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 lalu, Kota Magelang masih memiliki 120 hektar kawasan kumuh.

Kemudian akses air bersih baru sedikit di atas 80 persen dan masalah sanitasi bersih 6 persen.

Namun demikian, berkat program-program yang dituntaskan oleh Pemkot Magelang, hingga awal tahun lalu kawasan kumuh tercatat hanya 32 hektar saja.

"Harapan kami tentu Kota Magelang bisa bebas dari kawasan kumuh, mudah akses sanitasi, dan air minum. PHBS juga terus berkembang, termasuk dalam hal-hal yang sepele sekalipun," papar Windarti.

Pemkot Magelang Usulkan 255 Formasi CPNS dan PPPK 2019

Tidak hanya dari sisi pemberdayaan masyarakat, fasilitas fisik pun mulai dipenuhi ke tingkat masyarakat.

Terlebih lagi, Pemkot Magelang sudah menganggarkan dana sebesar Rp7,4 miliar untuk mengurangi kawasan kumuh tersebut sejak tahun 2016.

"Rejowinangun Utara berbeda kondisinya tiga tahun lalu, lima tahun yang lalu, karena sekarang sudah tidak ada lagi buang air besar sembarangan (BABS). Bahkan di Kelurahan Gelangan sudah punya IPAL komunal, menunjukkan bahwa masyarakat makin sadar untuk PHBS di semua aspek," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved