Jawa
Peringatan Hari Batik Nasional di Magelang, Membatik di Kain Sepanjang 30 Meter
Para penyandang disabilitas juga dilibatkan dalam acara membatik ini sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Peringatan Hari Batik Nasional pada Rabu (2/10/2019) di Magelang dirayakan dengan berbagai macam cara.
Salah satu yang unik adalah membatik bersama di atas kain sepanjang 30 meter di Artos Mall Magelang.
Pesertanya dari berbagai kalangan, mulai dari siswa sekolah, pengrajin batik, masyarakat bahkan sampai penyandang disabilitas.
Semua peserta tampak bersemangat membatik pada gelaran itu.
Mereka menggoreskan canting yang telah ditorehkan malam ke atas kain putih yang membentang panjang di sepanjang Atrium mall.
Secara bergantian, menorehkan malam ke atas pola batik yang telah digambar.
Anak-anak, para pelajar juga tak kalah semangat.
Begitu juga para difabel yang turut ambil bagian.
• Membatik Jadi Terapi Kejiwaan bagi ODGJ di RSJ Prof Dr Soerojo Kota Magelang
Public Relation Artos Mall, Keke Meidy mengatakan, acara membatik ini memang sengaja dilakukan untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober.
Semuanya dilibatkan, baik dari pengrajin batik, khususnya para pelajar, anak-anak, bahkan ada juga para difabel.
Dalam kegiatan yang diberi nama Artos Secanting Malam ini, pihaknya berharap batik akan terus lestari, masyarakat juga senantiasa melestarikan warisan budaya dunia tersebut.
"Batik telah menjadi warisan budaya dunia yang ditetapkan oleh UNESCO, tentunya kita sebagai warga negara Indonesia mesti bangga dan cinta dengan batik. Salah satunya dengan kegiatan ini. Kami berharap acara membatik ini dapat menumbuhkan cinta dan rasa memiliki terhadap warisan budaya yang kita miliki,” ujar Keke, Rabu (2/10/2019) di sela kegiatan membatik.
Acara membatik sendiri dimulai sekitar pukul 14.00 WIB.
Kain putih sepanjang 30 meter dibentangkan di sepanjang atrium mall.
Para peserta kemudian mulai membatik. Mereka memanaskan lilin yang dipanaskan, kemudian menggoreskannya sesuai pola.
Tak lama, hanya satu jam, kain sepanjang 30 meter itu selesai dibatik.
Kegiatan ini bekerjasama dengan Paguyuban Batik Mekar Moncer Kota Magelang dan juga Paguyuban Wastra Qta Magelang.
Selain dari paguyuban pembatik, dalam acara ini juga bekerjasama dengan Lembaga Disabilitas Indonesia, SD Marsudirini Muntilan dan juga SD Negeri Tidar 4 Kota Magelang.
• 76 ASN pemkot Magelang Naik Pangkat
Sementara itu, Raymond Aditya, General Manager Artos Mall berharap melalui acara ini masyarakat lebih mengenal tentang batik sebagai warisan budaya.
Para penyandang disabilitas juga dilibatkan dalam acara membatik ini sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka.
“Selain itu kami juga ingin lebih peduli terhadap para penyandang disabilitas dengan melibatkan mereka terhadap event-event kita selanjutnya. Ke depan, acara-acara yang memberikan edukasi kepada masyarakat akan terus diadakan,” tuturnya.
Salah seorang peserta membatik, Ardinta (16), salah satu pelajar di Kota Magelang ini menyambut baik adanya kegiatan membatik ini.
Acara ini membawa pengalaman baru baginya.
Selain itu, ia jadi dapat memahami cara membatik, sehingga rasa kecintaannya terhadap batik bisa semakin bertambah.
"Kegiatan ini menyenangkan dan memberikan pengalaman yang baru. Saya juga jadi tahu tentang bagaimana proses membatik itu. Ternyata prosesnya lebih rumit dan sulit. Saya pun semakin menghargai warisan budaya dari bangsa kita ini,” ujarnya.(TRIBUNJOGJA.COM)