Yogyakarta

Kemenhub RI : Rencana Pembangunan MRT di Yogya Tunggu Studi Daerah

Untuk jalur kereta MRT juga masih belum ditentukan karena perhitungan anggaran dan juga terkait dengan kearifan lokal.

Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Agung Ismiyanto
Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementrian Perhubungan, Zamrides 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJOGJA. COM, YOGYA - Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan menyebut rencana pembangunan jalur kereta MRT di Yogyakarta masih dalam tahapan studi di daerah.

Untuk jalur kereta MRT juga masih belum ditentukan karena perhitungan anggaran dan juga terkait dengan kearifan lokal.

"(Soal MRT) ini masih kami koordinasikan untuk studi daerah. Termasuk, koordinasi lokasi mana dan trasenya dimana kalau sudah baru dibicarakan impementasi," jelas Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementrian Perhubungan, Zamrides usai acara sosialisasi keselamatan perkeretaapian dengan tema "Meningkatkan Peran Serta Masyarakat sebagai pelopor keselamatan Perkeretaapian" di Hotel New Saphir Yogyakarta, Rabu (2/10/2019).

Grebek Pasar Isuzu Traga, Lebih Dekat ke Konsumen

Zamrides menambahkan, rencana pembangunan MRT di Yogya ini memang sudah sampai di Kemenhub.

Pihaknya pun masih menunggu koordinasi dengan daerah terkait dengan hasil studinya dan juga detail engineering design (DED)nya.

Adapun untuk jalurnya, Zamrides mengatakan teknologi MRT ini cukup bagus.

Penggunaan terowongan bawah tanah pun akan lebih enak dan sangat bagus.

Bahkan, dia menyebut jika hal ini merupakan langkah ideal.

"Idealnya memang seperti itu (pakai terowongan bawah tanah). Akan tetapi, costnya lebih mahal," paparnya.

Dari perhitungan yang dilakukan pihaknya, biaya untuk pembangunan terowongan MRT ini mencapai Rp 1 triliun untuk terowongan sepanjang 1 kilometer.

Kemenag Kota Yogya Gelar Lomba MQK dan MTQ

Hal ini, kata dia, tentu menelan anggaran cukup banyak.

Planning

Adapun untuk jalur kereta api dari Borobudur menuju Parangtritis hingga kini masih dalam tahapan perencanaan.

Pihaknya juga masih akan melakukan koordinasi dengan Pemda setempat mengenai hal ini.

"Khusus untuk Yogya memang sosial budayanya berbeda. Untuk jalur kereta api ini memang idealnya elevated, namun ada pertimbangan karena bangunan tinggi bisa menghambat kultur budaya dan cagar budaya, " katanya.

Terkait jalur ini, kata dia, memang perlu berkoordinasi dengan Bappeda dan Dishub setempat.

"Termasuk, kami juga meminta arahan Sultan karena beberapa pertimbangan tersebut," urainya.

9-13 Oktober, Kemenperin RI Akan Gelar Pameran Batik di JEC

Kepala Dishub DIY, Sigit Sapto Raharjo menjelaskan, pihaknya tengah membuat studi dan perencanaan terkait dengan kereta MRT dari Tempel menuju ke Stasiun Palbapang, Bantul.

Pihak Dishub DIY pun akan menawarkan konsep ini kepada investor.

"Kami tengah membuat studi MRT dari Tempel ke Palbapang dengan jalur elevated atau melayang," katanya.

Menurutnya, MRT ini akan menjadi moda transportasi dari utara hingga selatan dan terintegrasi dengan bandara YIA.

Dia menjelaskan, dokumen studi itu memang sudah dilirik beberapa investor.

Namun, hal ini masih dalam penjajakan oleh pihak investor.

"Sudah ada yang ingin melihat studi tersebut," paparnya.

Sigit juga menyebutkan jalur kereta api yang akan dibangun menuju Borobudur dari Yogyakarta lebih baik elevated (melayang).

Hal ini karena jalur kereta api dimaksudkan untuk tidak membelah kawasan atau perkampungan. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved