Yogyakarta

Seloso Wage, Momen Komunitas Berkumpul

Pasalnya berbagai komunitas, baik tari, kebaya, batik, sepeda, maupun yang lainnya tumpah ruah di momen Malioboro Seloso Wage.

Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
Istimewa
Sejumlah komunitas batik melakukan long march di sepanjang jalan Malioboro pada momen Malioboro Seloso Wage, Selasa (1/10/2019) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Suasana meriah nampak terlihat di sepanjang jalan Malioboro.

Pasalnya berbagai komunitas, baik tari, kebaya, batik, sepeda, maupun yang lainnya tumpah ruah di momen Malioboro Seloso Wage.

Jalan yang biasanya penat lantaran dilalui kendaraan bermotor, hari ini Malioboro sedikit terbebas dari kepulan asap.

Hanya menyisakan asap dari Trans Jogja, karena hanya Trans Jogja lah satu-satunya kendaraan bermotor yang diperbolehkan melintas.

Kehadiran Kambing dan Bebek Penurut Curi Perhatian Pengunjung Selasa Wage di Malioboro

Sugiarti, (67) warga Pakualaman yang juga tergabung dalam salah satu komunitas tari dan ikut menari di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta, mengungkapkan jika momen Selasa Wage selalu ditunggu-tunggu oleh warga Yogyakarta.

Pasalnya, di momen inilah warga, wisatawan, maupun komunitas bisa berbaur dan berkumpul.

"Menurut saya bagus, momen yang ditunggu oleh warga. Jalan raya bebas, hanya Bus Trans diperbolehkan. Selebihnya sepeda, becak yang boleh melintas," terangnya pada Selasa (1/10/2019).

Sugiarti mengatakan meskipun komunitasnya tidak ada jadwal perform, dirinya tetap menyempatkan diri ke Malioboro setiap Seloso Wage.

Latiana Mahermayanti (49), dari Perempuan Berkebaya menerangkan, di momen Seloso Wage menjadi momen bagi komunitasnya untuk perform maupun berkumpul.

Selasa Wagen, Pedagang Pasar Bersolek Jadi Bregada

Menurutnya, momen Malioboro Seloso Wage sangatlah bagus, yang mana lewat kegiatan ini para pengunjung yang hadir bisa menikmati pertunjukan maupun lebih mencintai batik dan kebudayaan Jawa.

"Kalau kita tadi menari di depan Gedung DPRD DIY. Ada 10 orang membawakan tarian Wulan Merindu. Sangat menarik kegiatan ini, bisa dilihat banyak pengunjung yang sangat menikmati Malioboro bebas dari kendaraan bermotor," ungkapnya.

Aris Nugrahadi, Kabid Pengembangan Destinasi Wisata, Dinas Pariwisata DIY menjelaskan jika pada momen Malioboro Seloso Wage kali ini mengambil tema Batik, hal tersebut juga untuk memperingati hari batik yang jatuh pada tanggal 2 Oktober.

Setidaknya ada beberapa pertunjukan yang dihadirkan, seperti Talkshow, Musik Keroncong, Campursari, Kirab, Akustik, Pentas Seni Barongsai, Gelar Museum Sandi dan masih banyak lagi.

Pentas Seni Selasa Wage Jangan Berpanggung

"Ini bagian dari penyelenggaraan Seloso Wage yang lalu. Kita sudah menyelenggarakan 4 kali. Secara umum sama dengan yang lalu dan tema umumnya Batik, karena menjelang peringatan hari batik pada 2 Oktober," katanya

Aris menjelaskan, dari penyelenggaraan Malioboro Seloso Wage yang lalu pihaknya dan beberapa dinas terkait juga mengadakan evaluasi.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved