5 Kasus Obesitas di Indonesia yang Sempat Menyedot Perhatian, Satia Putra Hingga Titi Wati
Terakhir ada Satia yang berat tubuhnya mencapai 110 kilogram, Satia akhirnya meninggal karena mengalami sesak nafas.
Beberapa kasus penderita obesitas di Indonesia sempat menarik perhatian publik. Terakhir ada Satia yang berat tubuhnya mencapai 110 kilogram, Satia akhirnya meninggal karena mengalami sesak nafas.
Obesitas disebut memicu sejumlah dampak kepada penderitanya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1,9 miliar orang dewasa mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Sekitar 4 dari 10 orang mengalami kelebihan berat badan dan 1 dari 10 orang mengalami obesitas.
Masalah ini tidak hanya buruk untuk ginjal, tapi juga sangat berisiko pada kesehatan jantung, diabetes, gangguan sendi, dan kanker tertentu.
Berikut Sejumlah Kasus Obesitas yang Sempat Jadi Sorotan dirangkum Tribunjogja.com dari berbagai sumber :
1. Satia Putra
Satia Putra (7), bocah yang mengalami obesitas dengan berat 110 kilogram asal Karawang, meninggal dunia saat hendak dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Minggu (29/9/20019).
Ayah kandung Satia, Sarli (60), menceritakan, putranya tersebut sempat mengeluhkan sakit yang dia rasakan. "Pak saya nggak kuat, soalnya sakit banget," kata Sarli menirukan perkataan Satia, putra bungsunya, Sabtu (28/9/2019) dikutip Tribunjogja.com dari laman kompas.
Tidak hanya itu, pada hari Sabtu (28/9) siang, sekitar pukul 12.00 WIB, Satia juga masih anaknya tersebut minta dibelikan mainan. "Dia bilang, Pah beli mainan yuk," katanya.
Saat itu Sarli juga mengingatkan putra bungsunya agar tidak terlalu banyak bermain. Sebelum dilarikan ke puskesmas karena mengeluhkan batuk dan sesak napas.
Sesampainya di puskesmas, tim dokter menyarankan untuk segera membawa Satia ke RSHS Bandung, namun ajal berkata lain.
"Saya pinjam cator ke Pak Lurah (kades). Baru beres-beres, catornya dibersihin, udah gak ada (meninggal) sekitar jam sembilan malam," katanya ditemui di rumahnya Jalan Raya Tanjungbaru, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Minggu (29/9/219).
Sementara itu, Komariah, ibu Satia, menjelaskan, berat badan buah hatinya itu naik dari 105 kilogram menjadi 110 kilogram. "Naik lima kilogram," katanya.
Komariah menceritakan, saat terakhir diperiksa oleh dokter, Satia menderita asma, tidak ada penyakit lain. Beberapa bulan lalu, menurut Komastiah, saat dibawa ke RSUD Karawang, Satia dinyatakan sehat. Ia hanya menderita obesitas.
2. Berat Sungadi Capai 140 Kilogram

Seorang pemuda asal Sragen Jawa Tengah punya berat badan ekstrem. Berat badan pemuda usia 21 tahun ini mencapai 140 kilogram (kg).
Kisah pemuda Sragen bernama Sungadi yang punya berat badan 140 kg pun viral lantaran ia pernah masuk septic tank gara-gara WC rumahnya ambrol tak kuat menahan berat badannya.
Berat badan yang tidak biasa akibat obesitas itu, bahkan membuat putra kelima pasangan Suwarno (59) dan Tukiyem (58) kemudian viral.
Sungadi tinggal di sebuah rumah bersama keluarganya di Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen.
Rumah orangtuanya yang berukuran sekitar 5x13 meter itu, tampak sederhana dan masih beralaskan tanah.
Bahkan seluruh dinding rumahnya, hanya berupa anyaman bambu wulung dan kayu.
Dia biasanya rebahan di depan ruang tamu yang diberi alas kasur kapuk untuk menonton televisi yang masih berjenis tabung usai menyelesaikan kegiatan sehari-hari.
Tidak jarang sembari menikmati pagi dan sore, Sungadi duduk-duduk di depan pintu semberi melepas bajunya sehingga bobot badannya terlihat jelas.
Ternyata bobot Sungadi sejak kecil tak biasa jika dibandingan anak lainnya, karena pada usia 8 tahun bobotnya sudah mencapai 114 kilogram atau 1,14 kulintal.
"Lha bobot saat lahir di Puskesmas Buras sudah 4,8 kilogram," ungkap ayah Sungadi seperti dikutip dari TribunSolo.com, Sabtu (21/9/2019).
3. Arya Permana Kerawang

Masih ingat dengan Arya Permana, bocah SD yang mengalami obesitas hingga bobotnya mencapai 192 kg ya?
Remaja asal Karawang tahun itu telah menjalani operasi bariatrik yang berhasil memangkas berat badannya menjadi 85 kg.
"Besok (Rabu, 19 Juni 2019), kami akan ke Bandung untuk mengambil hasil pemeriksaan untuk operasi tersebut," kata Ayah Arya, Ade Somantri saat ditemui di kediamannya di Karawang, Selasa (18/6/2019).
Sebelumnya, Arya telah menjalani operasi bariatrik atau penyempitan lambung di RS Omni Alam Sutera, Tangerang, pada April 2017 lalu.
Lambungnya hanya disisakan 30 persen dari ukuran semula.
Dari pembicaraan awal, operasi tersebut bakal ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Estimasi biayanya sekitar Rp 200 juta.
Diperkirakan operasi tersebut berlangsung empat sampai enam kali operasi.
4. Titi Wati

Titi Wati yang biasa dipanggil Titin (37), seorang ibu rumah tangga penderita obesitas dengan berat badan hampir mencapai 300 kilogram, Jumat (11/01/2019) dievakuasi ke Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangkaraya, untuk persiapan menjalani operasi saluran pencernaan.
Pihak keluarga memberikan persetujuan kepada tim medis untuk membawa Titin ke Rumah Sakit Doris Sylvanus guna menjalani persiapan operasi pencernaan.
Semua persiapan dilakukan untuk bisa membawa Titin, mulai dari jalur evakuasi serta peralatan yang akan digunakan untuk mengangkat tubuhnya.
Petugas gabungan dari pemadam kebakaran dan rescue Palangkaraya, terpaksa membobol dinding pintu dan jendela, yang digunakan sebagai jalur evakuasi. Pintu kediaman Titin tidak bisa digunakan sebagai jalur evakuasi.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 16 dokter dari berbagai disiplin ilmu dikerahkan untuk menangani Titi penderita obesitas asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Para dokter ini berasal dari Kalimantan Tengah dan ada pula yang didatangkan dari Bali untuk menangani perempuan yang kerap disapa Titin itu dalam persiapan atau saat operasi.
“Sebelum melakukan operasi pengecilan lambung, selama sepekan Titi akan ditangani oleh 16 dokter ahli dari Bali dan Kalteng. Operasi dilakukan jika semua hasil cek kesehatan Titi memungkinkan untuk dilakukan operasi," kata Wakil Direktur RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, dr Theodorus Sapta Atmadja.
Setelah lima hari menjalani pemeriksaan kesehatan, Titi mulai menjalani operasi pengecilan lambung pada hari Selasa (15/1/2019).
5. Sunarti

Sunarti (39), wanita penderita obesitas asal Karawang, Jawa Barat, meninggal dunia pada Sabtu (2/3/2019) pukul 04.00.
Wanita yang berat badannya pernah mencapai 148 kg ini meninggal dunia setelah pulang dari rumah sakit.
TribunJogja.com melansir dari Kompas.com, Sunarti sempat mengeluh sesak napas sebelum meninggal dunia.
Warga Perumahan Terangsari, Desa Cibalongsari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat ini dimakamkan di dekat pusara ibunya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Anjun, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang.
Dokter penanggung jawab perawatan Sunarti di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Ervita, menjelaskan bahwa Sunarti diizinkan pulang pada Jumat (1/3/2019).
Saat dipulangkan, kondisi Sunarti baik pascamenjalani operasi gastric bypass pada 18 Februari lalu.
Berikut beberapa fakta tentang Sunarti, dari awal mula obesitasnya hingga perjuangannya untuk sembuh.
1. Berat Badannya Semula 75 Kg
Sebelum mengalami obesitas, berat badan Sunarti lebih kurang 75 kg.
Namun dalam waktu delapan tahun terakhir, berat badannya terus meningkat.
Paling parah sekira dua tahun terakhir, di mana ia mulai malas beraktivitas dan enggan ke luar rumah.
Ketika ada penjual bakso dan mie, ia akan membeli.
Untuk nasi, Sunarti menyantapnya dua kali sehari, tetapi memang suka nyemil makanan yang mengandung karbohidrat.
2. Tidak Bisa Berjalan
Akibat dari kurangnya aktivitas dan hobinya nyemil makanan karbohidrat, akhirnya bobot wanita 39 tahun ini mencapai 148 kg.
Ia pun menjadi tak bisa berjalan dan hanya tergolek seorang diri di rumahnya.
Suaminya bekerja di Jakarta dan pulang hanya di waktu-waktu tertentu.
3. Mengomsumsi Obat Penghilang Nyeri
Saat berat badannya semakin bertambah, Sunarti juga mengonsumsi obat penghilang nyeri karena merasa pegal-pegal di tubuhnya.
Pegal-pegal itu diperkirakan karena otot tubuhnya lelah menahan berat badan yang semakin bertambah.
Mengonsumsi obat penghilang nyeri sembarangan tanpa resep dokter dapat membawa efek samping, salah satunya adalah nafsu makan bertambah. (*)