Mencicipi Citarasa Sedap-gurih Soto Bumbong di Manding Tengah Bantul
Yang membuat berbeda, mangkuk penyajian dari soto Bumbong ini terbuat dari potongan bambu
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kuliner di Kabupaten Bantul tidak hanya enak namun juga murah.
Satu di antaranya adalah soto Bumbong.
Cukup dengan Rp5.000, anda bisa sarapan sambil menikmati ramahnya suasana khas kampung.
Di lahan seluas 300 meter persegi, soto Bumbong berlokasi dan berada di tengah perkampungan.
Di bawah teduhnya pohon jati, lokasi persisnya berada di Manding Tengah, Desa Sabdodadi, Kabupaten Bantul.
Jika dilihat sekilas, soto ini hampir mirip dengan soto pada umumnya. Nasi dan kuah rempah.
Namun yang membuat berbeda, mangkuk penyajian dari soto Bumbong terbuat dari potongan bambu.
"Bambu yang saya gunakan untuk mangkuk adalah bambu petung," kata pemilik warung, Heru Tusdianto.
Ia menceritakan, soto Bumbong merupakan kuliner baru. Mulai dibuka pada tanggal 1 Juli 2019 lalu.
Meskipun baru dan masih berusia kurang dari tiga bulan, soto Bumbong ternyata sudah laris manis.
Warung soto ini ramai diburu pembeli, terutama para pecinta kuliner.
 
Dalam sehari, Heru mengaku mampu menghabiskan 100 - 200 Bumbong soto dengan omszt kisaran Rp700 ribu - Rp1,5 juta.
"Ramainya itu kalau Sabtu dan Minggu, ramai. Banyak yang kehabisan," terang dia.
Terinspirasi dari Soto Mbah Katro Sambisari
Berdirinya soto Bumbong, diceritakan Heru, berawal ketika dirinya mengunjungi pesantren Ora Aji di Purwomartani Sleman, untuk menyaksikan prosesi Dedy Corbuzier menjadi mualaf beberapa waktu lalu.


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											