Kulon Progo

Ratusan Petak Tambak Udang Masih Beroperasi di Selatan Bandara YIA

Dari total sekitar 238 petak tambak di selatan Bandara YIA itu, masih banyak kolam tambak yang belum dikosongkan.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
Tribun Jogja/ Singgih Wahyu Nugraha
Kondisi tambak-tambak udang di selatan Bandara YIA, belum lama ini. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Tahap kedua pembongkaran dan perataan kolam tambak udang di selatan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), wilayah Kecamatan Temon, berlangsung Rabu (11/9/2019).

Ada 10 petak tambak tak aktif yang dibongkar Pemerintah Kabupaten Kulon Progo pada hari itu.

Sebanyak lima kolam di antaranya berada di wilayah Desa Jangkaran, tiga kolam di Sindutan, dan dua kolam di Palihan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo mencatat ada sekitar 12 kolam yang sudah dikosongkan pemiliknya dan tidak beroperasi lagi namun hanya 10 kolam yang paling mungkin dieksekusi.

Palette X Wardah: Tutorial Make Up ke Kondangan yang Antiribet

"Dua lainnya masih dikelilingi tambak aktif dan masih ada benihnya jadi alat berat (backhoe) tidak bisa meratakannya. Mungkin nanti dibongkar di kesempatan berikutnya," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo, Sudarna pada Tribunjogja.com.

Pembongkaran tambak dan perataan lahan itu menjadi bagian dari persiapan pembangunan kawasan sabuk hijau (green belt) untuk mitigasi bencana dan pelindung Bandara YIA.

Pemkab Kulon Progo telah mengeluarkan perintah kepada para petambak agar segera mengosongkan lahan tersebut selambatnya di akhir Oktober 2019.

Lahan selanjutnya akan diratakan dan ditanami beraneka ragam jenis pohon pelindung pantai seperti cemara udang.

Pada Juli lalu, 11 petak tambak juga sudah dilakukan pembongkaran.

Bertani Tambak Udang dengan Listrik PLN Lebih Murah

Namun, menurut Sudarna, dari total sekitar 238 petak tambak di selatan Bandara YIA itu, masih banyak kolam tambak yang belum dikosongkan karena masih ada benih udang yang dibudidaya petambak di dalamnya.

Umur benih udang berkisar 25-30 hari meski ada juga yang sudah siap panen.

Luasan masing-masing kolam sekitar 2.000 meter persegi.

"Sudah kami sampaikan kepada petambak, batas akhirnya Oktober. Semua akan diratakan apapun kondisinya. Tapi, saya optimistis mayoritas petambak nanti akan mengosongkan segera," kata Sudarna.

Ia mengklaim pendekatan persuasif sudah dilakukan kepada petambak sehingga mereka bisa mempersiapkan diri dan tidak mengalami kerugian.

Selain itu, Pemkab juga memberikan solusi agar petambak bisa memindahkan usahanya ke Desa Banaran, Kecamatan Galur yang memang peruntukannya sebagai zona budidaya perikanan air payau seluas 116 hektare lahan yang telah didelineasi.

Wacana Pemindahan Petambak Udang, Pemdes Banaran Belum Ditembusi Pemkab Kulonprogo

Hanya saja, pihaknya tidak memberikan fasilitasi alat produksi karena pertambakan sifatnya adalah sebuah bisnis.

"Kalau dia masih berniat menambak kan bisa cari lahan baru dan kita arahkan ke area yang sesuai zonasinya. Kita siapkan tata ruangnya dan mendampingi koomunikasi dengan warga setempat,"kata Sudarna.

Kolam tambak yang hari itu diratakan di antaranya dikelola oleh Rujito.

Ia terakhir kali memanen udang pada bulan lalu untuk empat kolam seluas masing-masing 2.000 mter persegi.

Saat ini masih ada empat kolam lain yang masih beroperasi dan dimungkinkan baru bisa dipanen pada Oktober.

"Setelah ini kami berencana pindah ke Mirit (Kebumen), di sana ada areal tambak yang luas dan mungkin tidak akan kena gusuran. Kami sudah dapat beberapa petak lahan untuk dibuat tambak," kata Rujiito.

Pemkab Kulon Progo pada Selasa (10/9/2019) lalu juga telah menggelar rapat bersama Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan LIndung (BPDASHL) Serayu-Opak-Progo.

Penertiban Tambak Udang di Selatan Bandara YIA, Bulan September Ini Pemkab Kulonprogo Bergerak Lagi

Rapat yang dipimpin Sekretaris Daerah Kulon progo, Astungkara itu membahas persiapan penanaman tanaman di selatan Bandara YIA.

Astungkara menyebut, hal itu sebagai tindak lanjut rencana rehabilitasi kawasan khusus di sektiar Bandara YIA untuk mencegah gelombang dari bencana tsunami.

Kepala BPDASHL Serayu Opak Progo, Sri Handayaningsih pada rapat itu mengatakan penghijauan akan dilakukan pada lahan seluas 50 hektare.

Terdiri dari 10 hektare tanaman pandan, 30 hektare tanaman cemara udang, dan 10 hektare tanaman nyamplung, ketapang, dan keben.

Penanaman akan dimulai pada pertengahan musim hujan di sekitar Oktober hingga Desember tahun ini.

Tahapannya meliputi pemilihan jenis tanaman, pola tanaman, dan rekayasa media tanam. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved