Kisah Rudy Habibie Merintis Karir dari Nol Hingga Gantikan Pak Harto di Era Reformasi
Habibie dikenal sebagai salah satu tokoh bangsa yang memiliki segudang prestasi. Lahir di Parepare, Sulawesi Selatan
Habibie ditunjuk sebagai CEO dari Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Pada tahun 1978, Habibie berhasil diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Pada 1995, Habibie tercatat memimpin proyek pesawat N250 Gatot Kaca yang merupakan pesawat pertama buatan Indonesia.
Pesawat rancangannya dapat terbang tanpa mengalami "Dutch Roll", istilah untuk pesawat yang oleng.
Pesawat tersebut juga pesawat turbotrop di dunia yang menggunakan "Fly by Wire" dengan jam terbang 900 jam.
PT IPTN mampu mengembangkan sayapnya di Amerika dan Eropa.
Kendati demikian, IPTN ditutup oleh Soeharto karena krisis moneter.
Pada 14 Maret 1998, Habibie mendampingi Soeharto sebagai wakil presiden dalam Kabinet Pembangunan VII.
Setelah dua bulan menjabat wakil presiden, Habibie menjabat Presiden menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri.
Pada masa kepemimpinannya, Habibie membentuk kabinet baru dengan harapan mendapat dukungan dari negara-negara lain guna membantu program pemulihan ekonomi Indonesia setelah reformasi.
Pada era Habibie, masyarakat lebih bebas menyuarakan aspirasinya dan lebih leluasa dalam berpolitik sehingga bermunculan partai politik baru.
Masa kepemimpinan Habibie berakhir pada 20 Oktober 1999.
Ia digantikan oleh Abdurrahman Wahid atau yang sering dikenal Gus Dur yang memenangi Pemilu tahun 1999.
Perjalanan Karier Pekerjaan:
Direktur Utama PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad) Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Ketua Dewan Pembina Industri Strategis (BPIS), Ketua Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), Ketua Dewan Riset Nasional (1999), Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam Anggota Dewan Komisaris Pertamina Asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Kontruksi Ringan Rheinsich Westfaelische Technische Hochshule, Aachen, Jerman Barat (1960-1965), Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisa Struktur, Hamburg, Jerman Barat (1966-1969), Kepala Divisi Metode dan Teknologi Pesawat Komersil/Pesawat Militer Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB) Gmbh, Hamburg, Jerman Barat (1969-1973) Wakil Presiden/Direktur Teknologi Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB), Hamburg, Jerman Barat (1974-1978) Penasihat Direktur Utama (Dirut) Pertamina (1974-1978) Direktur Utama PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), Bandung (1976) Direktur Utama PT Pelayaran Armada Laut (PAL), Surabaya (1978) Profesor Kehormatan/Guru Besar dalam bidang Konstruksi Pesawat Terbang Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung (1997).