Internasional

Meritamun, Perempuan Mesir yang Hidup 2000 Tahun Lalu, Tak Kalah Cantik dari Cleopatra

Anda tak sepenuhnya salah jika menganggap Cleopatra adalah perempuan cantik asal Mesir. Namun, selain Cleopatra, ada pula perempuan cantik Mesir lainn

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Iwan Al Khasni
pursuit.unimelb.edu.au
Meritamun, Perempuan Mesir yang Hidup 2000 Tahun Lalu, Tak Kalah Cantik dari Cleopatra 

TRIBUNJOGJA.COM - Anda tak sepenuhnya salah jika menganggap Cleopatra adalah perempuan cantik asal Mesir.

Namun, selain Cleopatra, ada pula perempuan cantik Mesir lainnya yang jarang dibicarakan.

Namanya Meritamun atau Meritamen.

Ia hidup kurang lebih 1000 tahun lebih awal daripada Cleopatra.

Sebagai seorang Permaisuri Raja Ramses II, Meritamun dikenal sebagai perempuan cantik dan bijaksana terhadap rakyatnya.

Tidak diketahui secara tepat kapan Meritamun lahir dan meninggal.

Catatan sejarah hanya menuliskan ia merupakan istri raja di Dinasti Ke-19 Kerajaan Mesir yang berkuasa pada 1292 BC hingga 1189 BC.

Meski telah tiada, banyak pula ahli sejarah yang mencoba merekonstruksi bagaimana muka cantik Meritamun dengan menggunakan teknologi masa kini.

Satu diantaranya adalah Universitas Melbourne yang berhasil membentuk muka Meritamun dari sebuah mumi.

Melansir webster resmi Universitas Melbourne, selama hampir seabad, ruang bawah tanah gedung medis di universitas itu menjadi rumah bagi kepala mumi.

Tidak diketahui darimana asal kepala-kepala mereka.

Dengan menggunakan CT Scan, Pencetakan 3D, Ilmu Forensik dan seniman patung, mumi itu bisa direkonstruksi dan dilihat bagaimana bentuk rupanya ketika masih cantik.

Tim multi-disiplin universitas tersebut telah mencobanya dengan membentuk wajah seorang perempuan muda asal Mesir yang mati lebih dari 2000 tahun lalu.

Mumi itu memang cantik. Diduga, ia adalah Meritamun yang merupakan seorang bangsawan.

Meritamun asli juga merupakan putri raja.

Ayahnya adalah Raja Ramses II dan ibunya bernama Nefertari.

Sebenarnya, tidak ada yang tahu bagaimana kepala menjadi milik universitas, tetapi teori terkemuka adalah bahwa Prof Frederic Wood Jones, yang menjadi kepala anatomi pada 1930-an, membawanya kembali dari survei arkeologi di Mesir.

Jika mumi itu berusia ribuan tahun lalu, apa tidak hancur tubuhnya usai dimakamkan?

Jawabannya tergantung. Akan tetapi, pada konteks Meritamun ini, isi kepalanya sudah tidak ada, hanya tengkoraknya saja yang bisa dipelajari lebih lanjut.

Langkah pertama rekonstruksi yang dilakukan pada tahun 2016 itu adalah menemukan lebih banyak petunjuk dari mumi itu.

Seorang ahli forensik Mesir di Universitas Monas, Dr Jane Davey mengatakan mumi itu adalah seorang perempuan yang berasal dari dinasti Mesir Kuno.

Ukuran dan bentuk rahang, atap mulut yang sempit dan rongga mata yang bulat adalah petunjuk dalam menentukan jenis kelamin mumi.

Namun, tingginya tidak dapat diperkirakan secara akurat tanpa tulang dari bagian lain tubuh.

Davey menerka, tinggi Meritamun kira-kira 162 cm (5,3 kaki), berdasarkan pemahaman umum tentang ketinggian orang pada zaman kuno.

Davey memperkirakan, Meritamun itu berusia antara 18-25 tahun pada saat kematian.

Hidupnya berada di 1500 SM dan 331 SM.

Linen halus dari perban yang menutupi mumi itu menunjukkan bahwa Meritamun berasal dari keluarga berstatus tinggi.

"Selalu ada banyak misteri untuk diungkap dalam forensik Mesir dan itulah mengapa sangat penting untuk tetap berpikiran terbuka dan mengikuti bukti," kata Davey.

Melihat hasil CT Scan tengkorak, cukup jelas terpampang kesehatan Meritamun saat menjemput ajal.

Gambar tidak hanya menunjukkan bahwa wanita itu menderita dua abses gigi, tetapi juga anemia.

"Anemia adalah patologi yang sangat umum ditemukan dalam tubuh dari Mesir kuno, tetapi biasanya tidak terlalu jelas untuk dilihat kecuali Anda dapat melihat langsung ke tengkoraknya," kata Stacey Gorski, mahasiswa pasca sarjana yang turut dalam penelitian.

Sudah memiliki cukup data mengenai Meritamun, kini tugas seorang seniman patung, Jennifer Mann untuk membentuk muka sang putri.

Dengan tengkorak yang dicetak 3D sebagai dasarnya, daging diisi dengan menggunakan serangkaian penanda yang menunjukkan seberapa dalam jaringan itu berada pada titik-titik kunci di sekitar wajah, berdasarkan data umum populasi Mesir modern.

Daerah lunak seperti hidung dan telinga direkonstruksi berdasarkan rata-rata yang sama, serta dimensi yang dikeluarkan dari rongga hidung.

Terlebih lagi, rambut Meritamun didasarkan pada Lady Rai, mumi yang dipajang di Kairo.

Hasilnya tentu mengejutkan.

Meritamun tampak seperti perempuan Mesir zaman dahulu dengan hidung mancung dan rahang tegas.

Dr Varsha Pilbrow yang juga menjadi salah satu anggota tim forensik mengatakan proyek ini bukan untuk melihat seberapa cantik Meritamun.

"Gagasan utama proyek ini adalah menggunakan peninggalan dan menghidupkannya kembali dengan menggunakan teknologi baru," katanya ( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved