Lebih Tertarik di Belakang Layar

Melahirkan sebuah pertunjukkan seni yang bisa melegenda adalah mimpi besar dara bernama lengkap Kandida Rani Nyaribunyi ini.

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Hari Susmayanti

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Melahirkan sebuah pertunjukkan seni yang bisa melegenda adalah mimpi besar dara bernama lengkap Kandida Rani Nyaribunyi ini.

Untuk mewujudkan mimpinya tersebut kelak di kemudian hari, Bunyi panggilan akrabnya memilih melanjutkan studi di jurusan Tata Kelola Seni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Jurusan ini dirasa tepat sebagai tempat mencari ilmu untuk bekal Bunyi mewujudkan mimpinya.

Bunyi tegas menjawab tertarik dunia belakang layar dari pada tampil di depan layar. Salah satu alasannya, ia bisa berkarya tanpa harus tampil di depan.

Di sela kesibukan kuliahnya, Bunyi beberapa kali terlibat dalam perhelatan besar seni yang rutin setiap tahun digelar di Yogyakarta.

Ia menjadi salah satu staf pameran karya seni seperti di FKY maupun di Art Jog yang dihelat belum lama ini.

Bagi Bunyi, dengan terlibat perhelatan akbar bidang seni dan budaya tersebut, ia banyak sekali mendapatkan pengalaman berharga khususnya bagaimana pengelolaan sebuah pertunjukkan dan perhelatan itu sendiri sehingga mampu mencapai goal yang ditetapkan.

Asiknya Berfoto di Weapon Box 759 Senjata di Museum TNI AD Dharma Wiratama Yogyakarta

"Serasa kuliah kerja nyata mengikuti event event besar itu. Aku langsung belajar di lapangan, langsung menghadapi problem yang nyata, seperti bagaimana menghadapi tekanan, deadline, membangun kerjasama tim, itu sangat sangat penting bagiku untuk ke depan nanti aku bisa benar benar siap di bidang tata kelola seni seperti yang aku impikan, " kata Bunyi.

Menurut Bunyi, disiplin adalah salah satu faktor penting yang ia pelajari selama terlibat dalam perhelatan seni budaya tersebut.

Disiplin waktu dan disiplin karya adalah dua hal yang menjadi fokus belajar Bunyi. Sebuah pertunjukkan bisa berjalan sesuai jadwal yang dibuat ketika semua yang terlibat di dalamnya disiplin waktu.

Berbicara soal pengalaman disiplin, kebetulan Bunyi pernah berkesempatan menimba ilmu selama satu tahun di negeri Sakura.

Dara berkacamata ini pernah mendapat kesempatan belajar selama setahun di Jepang. Di sana ia juga mengenalkan budaya dan seni dari Indonesia, khususnya Yogyakarta.

Kedisplinan orang Jepang soal waktu memang dirasakan sendiri oleh Bunyi selama tinggal di sana.

Bagi Bunyi, salah satu hal positif yang bisa diambil contohnya dari kehidupan masyarakat di Jepang adalah kedisiplinan ketika belajar.

Transformasi Tiger Revo ke Cafe Racer

"Di sana (Jepang) orang sangat menghargai waktu. Mereka disiplin dalam belajar dan bekerja. Ketika semua disiplin maka aktivitas sehari hari terasa lebih nyaman karena teratur dengan sendirinya," kata Bunyi.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved